Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo direncanakan menghadiri
Pekan Nasional Perubahan Iklim (PNPI) yang digelar Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2-4 Agustus 2017, menyambut
Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
"PNPI ini kegiatan tahunan yang digelar sejak jaman Kementerian
Lingkungan Hidup bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Dunia. Kali ini
akan digabung dengan Rakornas (Rapat Koordinasi Nasional-red) Perubahan
Iklim Lingkungan dan rencananya akan dihadiri Presiden," kata Direktur
Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Nur Masripatin di Jakarta,
Rabu.
Presiden, menurut dia, akan hadir pada pembukaan Pekan Nasional
Perubahan Iklim dan Rakornas Perubahan Iklim yang digelar untuk level
Menteri hingga pelaksana teknis tersebut. Sekitar 700 orang diperkirakan
akan mengikuti rakornas yang dilaksanakan secara paralel dengan PNPI di
Manggala Wanabakti.
Selain rakornas, Nur mengatakan kegiatan paralel lain yang akan
dilaksanakan dalam PNPI adalah lanjutan "Kick off Meeting pelaksanaan
Nationally Determinded Contribution" (NDC). Sekitar 400 orang
diperkirakan akan terlibat dalam pertemuan tersebut.
Hasil dari kegiatan ini, menurut dia, akan menjadi tindak lanjuti
rencana aksi pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 29 persen di 2030.
"Tujuan pelaksanaan PNPI ini memang untuk mengkonkretkan NDC. Wadah
untuk menyampaikan langkah konkrit masing-masing Kementerian/Lembaga
mengurangi emisi di setiap sektor".
Presiden, ia mengatakan sesuai dengan Nawacita sudah "wanti-wanti"
agar Rancangan NDC tidak hanya melihat dari aspek lingkungan saja,
tetapi juga aspek ekonomi.
"Ini bukan tidak mungkin, karena sudah banyak riset dan informasi
dari negara-negara Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
(Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD)
membuktikan aspek lingkungan bisa sejalan dengan ekonomi," ujar Nur.
Namun, persoalan di Indonesia, menurut dia, masih banyak yang
mendikotomikan antara komitmen pengendalian perubahan iklim dengan
ekonomi. Sementara negara-negara lain mulai giat menggunakan isu
perubahan iklim maupun lingkungan untuk membuka peluang ekonomi.
Karenanya, Nur mengatakan hal yang perlu dipacu di Indonesia saat
ini adalah perubahan perilaku bahwa jika melaksanakan upaya yang
berkaitan dengan pengendalian perubahan iklim sama sekali tidak akan
merugikan sisi ekonomi.
Pelaksanaan PNPI ini, menurut dia, memang memiliki misi untuk
menggaungkan komitmen Indonesia di bawah Kesepakatan Paris (Paris
Agreement) kepada masyarakat. Selain juga menjadi tempat untuk menjaring
informasi tentang apa saja yang sudah dilakukan dari level pusat hingga
daerah oleh seluruh pemangku kepentingan terkait upaya pengendalian
perubahan iklim.
(T.V002/C004)