Jakarta (Antara Babel) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin
Nasution mengatakan pelonggaran kebijakan moneter guna membantu
pemulihan pertumbuhan ekonomi tergantung nyali dari Bank Indonesia
dengan pertimbangan pro dan kontra yang menyertainya.
"Selalu ada faktor plus dan minusnya, pro dan kontranya. Ke depannya
itu tergantung BI nyalinya bagaimana," kata Darmin yang ditemui usai
seminar nasional di Jakarta, Senin.
Mantan Gubernur BI itu menyebutkan faktor pendukung upaya
pelonggaran kebijakan moneter tersebut adalah inflasi yang relatif masih
terjaga.
"Inflasi relatif masih terjaga, dan itu akan mendorong pelonggaran moneter," ucap dia.
Namun, Darmin juga menyebutkan mengenai perlunya perhatian pada
indikasi peningkatan suku bunga acuan oleh Bank Sentral Amerika Serikat
(AS) The Federal Reserve.
"AS kemarin tidak menaikkan fed rate. Kalau ekonominya membaik, mereka pasti akan naikkan lagi," ucap Darmin.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo membuka ruang untuk
melonggarkan kebijakan Bank Sentral asalkan laju inflasi yang sudah di
level tiga persen terus terkendali.
Agus di Jakarta, Jumat (4/8), mengatakan hal tersebut, setelah
sembilan bulan berturut-turut BI menahan pelonggaran suku bunga acuan
"7-Day Reverse Repo Rate" di level 4,75 persen.
"BI lihat inflasi yang terjaga. Kami akan betul-betul amati, kalau
seandainya situasi terus menujukkan kondisi yang terjaga, tidak tertutup
kemungkian untuk BI melakukan pelonggaran," kata Agus di Kantor Pusat
BI.
Pada Juli 2017, inflasi tahunan berada di 3,88 persen (yoy). BI
mengamini terdapat peluang inflasi tahun ini bisa di kisaran tiga
persen, setelah di awal tahun BI memproyeksi inflasi tahun ini akan
berada di 4,3 persen karena tekanan inflasi dari kelompok tarif yang
diatur pemerintah (administered prices) terus mereda.
Agus tidak menyebutkan ruang pelonggaran moneter tersebut apakan
akan ditempuh melalui kebijakan suku bunga moneter atau makroprudensial.
Gubernur BI menuturkan ruang pelonggaran kebijakan terbuka untuk
memberikan stimulus terhadap perekonomian, yang dia akui pada triwulan
II-2017, kondisi ekonomi cukup tertekan.
Setelah tumbuh 5,01 persen (yoy) pada triwulan I 2017, BI melihat
perekonomian di triwulan II 2017 akan lebih tinggi dari triwulan I namun
lebih rendah daripada ekspektasi awal BI sebesar 5,1 persen.
Darmin: Pelonggaran Moneter Tergantung Nyali Bank Indonesia
Senin, 14 Agustus 2017 16:15 WIB
Selalu ada faktor plus dan minusnya, pro dan kontranya. Ke depannya itu tergantung BI nyalinya bagaimana,