Johannesburg
(Antara Babel) - Empat hari setelah meninggalnya mantan presiden Afrika
Selatan Nelson Mandela, ratusan orang yang mengunjungi rumahnya di
Johannesburg telah meninggalkan karangan bunga, kartu belasungkawa,
balon dan lilin yang menyala, yang membentuk tembok warna-warni.
Semua bunga cinta yang dikirim oleh orang dari berbagai suku,
bermacam kewarganegaraan dan dari dalam serta luar Afrika Selatan, untuk
memperlihatkan penghargaan mereka bagi orang yang sangat mereka cintai.
Bunga yang berwarna hijau, kuning, merah dan putih mendominasi
tembok tersebut, sementara bunga warna ungu, jingga dan biru juga tak
mau ketinggalan. Semua bunga itu terdiri atas bunga asli dan tiruan,
dalam bentuk bunga satuan atau karangan bunga.
Balon dengan bermacam warna, yang juga diberikan oleh orang yang
datang, telah memberi nuansa seperti pelangi di antara tumpukan bunga.
Juga ada ratusan kartu ucapan belasungkawa dengan pesan berupa
pujian buat Mandela, yang meninggal pada 5 Desember, setelah selama
berbulan-bulan berjuang melawan infeksi paru-parunya yang kambuh lagi,
demikian laporan Xinhua.
Satu pesan dari orang yang bernama Alessio berisi pesan, "Anda
takkan pernah dilupakan." Dhama Naidoo dan keluarganya memilih untuk
menuliskan, "Terima kasih atas pekerjaan yang dikerjakan dengan baik."
Satu kaus berwarna kuning yang tergantung di atas tumpukan bunga
bertuliskan pesan "terima kasih karena membuat Afrika Selatan jadi
tempat yang lebih baik".
Ratusan lilin yang berwarna-warni dan bermacam bentuk terus menyala
di samping tumpukan bunga meskipun udara berangin dan hujan turun
beberapa kali. Orang yang membawa lilin itu mengatakan semua itu adalah
lambang perdamaian, dan menyoroti cahaya yang mereka saksikan dalam
kehidupan Nelson Mandela.
Tumpukan Karangan Bunga Menghiasi Halaman Rumah Mandela
Selasa, 10 Desember 2013 9:14 WIB