Jakarta (Antara Babel) - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian meminta
Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang tersebar di seluruh
Indonesia turut serta mencegah konflik sosial.
"Di mana saja ada KAHMI karena itu kita jangan cakar-cakaran di
dalam negeri agar tidak kalah dari negara lain," kata Jenderal Polisi
Tito Karnavian di Jakarta Rabu.
Kapolri menjadi pembicara pada Dialog Nasional HUT 51 KAHMI bertemakan "Mewujudkan Keadilan, Menyatu Dalam Kebhinekaan".
Tito memuji anggota KAHMI yang hadir pada berbagai bidang dan elemen masyarakat dari eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Tito menilai KAHMI merupakan salah satu unsur penting pada kehidupan berbangsa dalam mencegah potensi konflik sosial.
Polisi jenderal bintang empat itu mencontohkan Indonesia bisa
meniru Tiongkok yang mampu menjadi negara maju pada bidang ekonomi dalam
kurun waktu 20 tahun.
"Bangsa Tiongkok memiliki orientasi ekspansi ekonomi ke luar,
selain itu rakyatnya bersatu padu menghadapi tantangan global untuk
bersaing dengan negara lain," ujar Tito.
Jenderal Polisi Tito menyatakan Indonesia memiliki potensi menjadi
negara maju dengan tiga prasyarat yakni populasi penduduk yang besar
mencapai sekitar 265 juta jiwa, kekayaan alam yang melimpah-ruah, serta
luas wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Tito menyebutkan Price Waterhouse Coopers (PWC) memperkirakan
Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terkuat nomor lima dunia
pada 2030.
Dengan syarat pertumbuhan ekonomi lebih dari lima persen dan stabilitas politik di Indonesia terkendali.
Sementara itu, Koordinator Presidium KAHMI Mahfud MD mengungkapkan
persoalan Indonesia pada bidang ekonomi yakni kesenjangan antara
kelompok ekonomi menengah ke atas dan menengah ke bawah.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu mengatakan rasa
nasionalis yang dibangun berdasarkan keadilan sehingga kebijakan
pemerintah tidak merugikan rakyat.
Kapolri Minta Alumni KAHMI Cegah Konflik Sosial
Rabu, 20 September 2017 21:43 WIB