Seoul (Antara Babel) - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mempromosikan
kakak perempuannya sebagai anggota politbiro yang merupakan lembaga
pembuat kebijakan tertinggi di negeri itu. Para analis menyebut langkah
ini sebagai upaya Kim menguatkan cengkeraman kekuasaannya dengan membawa
orang-orang paling penting dalam hidupnya ke pusat kekuasaan.
Kim
Yo-jong diangkat sebagai anggota politburo dalam Partai Pekerja Korea,
yang adalah organ partai paling berkuasa di mana urusan paling penting
negara itu ditentukan, lapor media resmi Korea Utara seperti dikutip
Reuters.
Yo-jong menjadi perempuan kedua yang bergabung dalam
sistem kekuasaan Korea Utara yang patriarkal setelah Kim Kyong-hui
ketika abangnya Kim Jong-il yang merupakan ayahanda Jong-un, berkuasa.
"Karena
dia perempuan, Kim Jong-un agaknya tidak menganggap dia ancaman
terhadap kepemimpinannya," kata Moon Hong-sik, peneliti pada Institut
Strategi Keamanan Nasional, Korea Selatan. "Laksana pepatah, 'darah
lebih kental ketimbang air'. Kim jong-un menganggap Kim Yo-jong bisa
dipercaya."
Tidak seperti tantenya Kyong-hui yang dipromosikan ke
politburo pada 2012 setelah mengabdi selama tiga dekade untuk partai,
Kim Yo-jung naik ke kekuasaan secara cepat.
Kim Kyong-hui tak
pernah terlihat lagi sejak suaminya, Jang Sonh-thaek, yang pernah
dipandang sebagai orang kedua di Pyongyang, dieksekusi mati pada 2013.
Dinas
intelijen Korea Selatan meyakini Kyong-hui berada di suatu tempat di
dekat Pyongyang untuk menjalani perawatan karena mengidap suatu penyakit
yang tidak diketahui.
Jang dan istrinya bukan satu-satunya
korban Kim Jong-un, karena kakak tirinya Kim Jong-nam, juga dibunuh
lewat gas saraf di Malaysia Februari silam. Korea Selatan dan Amerika
Serikat yakin rezim Jong-un berada di balik pembunuhan Jong-nam,
demikian Reuters.
Kim Jong-un Ajak Kakak Perempuannya Duduki Kekuasaan
Senin, 9 Oktober 2017 14:01 WIB