Jakarta (Antara Babel) - Genap sudah pemerintahan Presiden Joko Widodo dan
Wakil Presiden Jusuf Kalla memasuki tahun ketiganya pada 20 Oktober
2017.
Di tahun ketiganya, pemerintahan "Kabinet Kerja" memfokuskan kinerja
untuk melakukan pemerataan pembangunan, yakni melalui prinsip Indonesia
Sentris, bukan lagi Jawa Sentris.
Pelaksanaan Nawacita ketiga, yakni membangun Indonesia dari
pinggiran, dilakukan dengan meningkatkan konektivitas terutama pada
daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).
Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebagai
amanat dari Presiden Jokowi untuk meningkatkan konektivitas di
daerah-daerah yang belum terhubung transportasi.
Selama 2017, Ditjen Perhubungan Udara mencatat telah membangun tujuh
bandara baru, yakni di Anambas (Kepulauan Riau), Namniwel (Maluku),
Miangas (Sulawesi Utara), Morowali (Sulawesi Tengah), Werur (Papua
Barat), Maratua (Kalimantan Timur) dan Koroway Batu (Papua).
Secara intensif, Kemenhub juga membangun banyak bandara di Nusa
Tenggara Timur (NTT) guna meningkatkan aksesibilitas masyarakat.
"Wilayah NTT merupakan pulau-pulau. Secara intensif Kemenhub
membangun banyak bandara hampir di tiap pulau ada bandara, bahkan di
Pulau Flores itu ada tiga-empat bandara," kata Budi.
Selain wilayah NTT, Kemenhub juga telah membangun infrastruktur
transportasi di perbatasan Papua, seperti Bandara Koroway Batu, Bandara
Tanah Merah, Bandara Oksibil, Bandara Towe Hitam, dan pengembangan
Pelabuhan Depapre.
Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso
menjelaskan pembangunan dan rehabilitasi kebandarudaraan ini dapat
meningkatkan cakupan wilayah Indonesia yang dilayani penerbangan udara
hingga 90 persen pada 2017. Jumlah ini meningkat dari tahun 2015 yang
hanya mencakup 62,43 persen.
Target tersebut dinilai memungkinkan karena dalam musim "summer" telah diterbangi sebanyak 66 rute baru.
Ditjen Perhubungan Udara juga tetap memberikan anggaran bantuan
(subsidi) untuk penerbangan perintis guna membuka transportasi ke daerah
pinggiran terluar, terdalam, rawan bencana dan belum maju dari sisi
perekonomiannya.
Dengan penerbangan perintis, Agus berharap daerah tersebut bisa
mendatangkan wisatawan dan menumbuhkan perekonomian. Jika daerah
tersebut sudah mandiri perekonomiannya, penerbangan perintis akan
dijadikan komersial dan anggaran subsidi dialihkan ke daerah lain yang
membutuhkan.
Pada 2015, kota yang terhubungkan dengan penerbangan perintis
sebanyak 200 kota. Tahun 2016 turun menjadi 109 kota dan tahun 2017
menjadi 123 kota. Perubahan ini menandakan ada beberapa daerah yang
sudah maju dan berkembang serta tidak menjadi daerah rintisan lagi.
Memangkas Disparitas Harga Lewat Tol Laut
Sejak dicanangkan Presiden Jokowi, program tol laut yang
menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar untuk meningkatkan efisiensi
pengangkutan logistik, kini sudah memiliki 13 rute yang dilayari oleh
kapal milik BUMN dan swasta.
Ketiga belas rute tersebut termasuk tujuh rute baru yang ditambahkan
tahun ini serta 100 kapal untuk menghubungkan pulau-pulau di Indonesia.
Menhub menyebutkan tol laut berhasil mengurangi disparitas harga
barang antara Indonesia Barat dengan Timur mencapai 20 sampai 40 persen.
Data Kementerian Perdagangan mencatat terjadi penurunan harga
sejumlah bahan kebutuhan seperti beras, gula pasir, minyak goreng
kemasan, tepung terigu, hingga triplek.
Sebut saja Kabupaten Rote-Ndao di Pulau Rote, pulau yang terletak di
paling selatan Indonesia. Setelah ada tol laut, Wakil Bupati Rote Ndao
Jonas C. Lun mengatakan harga barang di kabupaten tersebut turun hingga
20 persen.
Harga semen di Rote tercatat pada Agustus 2016 sebesar Rp55.000/ zak
sedangkan pada Juni 2017 telah menurun sebesar 14 persen menjadi
Rp47.500. Selain itu, barang kebutuhan pokok juga mengalami penurunan.
Seperti beras pada Agustus 2016 sebesar Rp14.000 menjadi Rp10.500 pada
Mei 2017.
Guna menunjang pengoperasi tol laut dan meningkatkan ekonomi di
Rote, Menhub juga akan menambah panjang dermaga di Pelabuhan Baa,
Kabupaten Rote-Ndao.
Ia berharap setidaknya ada 10 kontainer yang masuk dalam sebulan dan
barang-barang atau komoditas Rote bisa dikumpulkan di "Rumah Kita" yang
dikelola Pelindo III untuk dibawa sebagai muatan balik ke Surabaya
maupun Jakarta. Harapan tersebut berlaku pada wilayah terluar lainnya
agar perekonomian bisa meningkat sejalan dengan pengoperasian tol laut.
Fokus Kerja di Sisa Pemerintahan
Dalam sisa waktu dua tahun masa pemerintahan Kabinet Kerja, salah
satu fokus kinerja yang sedang dikerjakan Kementerian Perhubungan adalah
peningkatan konektivitas internasional melalui bandara-bandara utama.
Menhub Budi Karya berupaya menjalin komunikasi dengan beberapa
negara, seperti Tiongkok dan Asia Barat, antara lain Pakistan, India dan
Iran untuk melakukan kerja sama bilateral.
Menurut dia, tambahan rute destinasi penerbangan ke sejumlah negara
berbanding lurus dengan meningkatnya pariwisata dan perdagangan.
Ada pun dalam waktu dekat, tepatnya 28 Oktober mendatang, Bandara
Silangit di Tapanuli Utara, Sumatra Utara, resmi menjadi bandara
intenasional dengan rute penerbangan perdana
Singapura-Silangit-Singapura.
Dengan dibukanya rute internasional di Bandara Silangit, lalu lintas
penerbangan akan bertambah menjadi 300 ribu orang dengan total
kapasitas mencapai 500 ribu penumpang per tahun. Sebelumnya dengan rute
domestik, bandara ini hanya bisa menampung 275 ribu penumpang.
Menhub menjelaskan wisatawan mancanegara, khususnya dari Tiongkok akan bertambah demi mengunjungi Danau Toba.
"Silangit sebagai satu titik berangkat dan datang, bukan tidak
mungkin turis China yang senang akan air, bertambah berkunjung ke Danau
Toba," ungkapnya.
Selain pengembangan bandara, Kementerian Perhubungan juga akan
memaksimalkan fungsi Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan hub
internasional.
Sejumlah perusahaan kapal-kapal besar sudah melirik dan menyatakan
minatnya untuk bersandar di Tanjung Priok. Selain Amerika Serikat,
perusahaan dari negara Eropa juga tertarik untuk berinvestasi.
Perjalanan kapal "roll on roll off" (roro) untuk mengangkut logistik
antarkawasan juga akan diperbanyak sehingga dapat meningkatkan
persaingan pelabuhan yang ditandai dengan kapal-kapal besar masuk ke
Indonesia.
Membangun Konektivitas dari Bandara Sampai Tol Laut
Minggu, 22 Oktober 2017 21:58 WIB