Jakarta (Antara Babel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta, Jumat pagi, bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi
Rp13.597 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.587 per dolar Amerika
Serikat (AS).
Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga di Jakarta, mengatakan bahwa
sebagian besar mata uang negara berkembang di kawasan Asia, termasuk
rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS menyusul spekulasi John
Taylor yang diprediksi menjadi pemimpin The Fed berikutnya.
"John Taylor merupakan figus hawkish pada kebijakan moneter the Fed berikutnya," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, makroekonomi Indonesia yang
menggembirakan dapat mendukung rupiah dalam jangka panjang. Dengan
demikian, depresiasi rupiah saat ini cenderung jangka pendek.
Saat ini, lanjut dia, perhatian investor akan tertuju pada laporan
investasi langsung asing yang diharapkan meningkat sehingga akan
mendukung positifnya sentimen terhadap ekonomi Indonesia.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan, kuatnya
sentimen kenaikan suku bunga AS pada Desember mendatang membuat pelaku
pasar lebih memilih mata uang dolar AS yang sedang dalam tren kenaikan.
"Minimnya sentimen positif bagi rupiah terutama dari eksternal menahan laju rupiah untuk terapresiasi," katanya.
Rupiah Melemah Menjadi Rp13.597 per Dolar AS
Jumat, 27 Oktober 2017 11:33 WIB
Minimnya sentimen positif bagi rupiah terutama dari eksternal menahan laju rupiah untuk terapresiasi,