Bogor (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo mengumpulkan para kepala suku
dan tokoh adat serta bangsawan keraton se-Indonesia di Istana
Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Kamis.
"Senang pagi ini bisa bertatap muka. Keragaman suku, agama, adat
istiadat, budaya merupakan kekayaan, anugerah, dari Tuhan. Ini patut
disyukuri," kata Presiden, yang didampingi Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki
dalam audiensi dengan para kepala suku dan tokoh adat.
Sekitar 150-an kepala suku dan tokoh adat menghadiri audiensi dengan
Presiden di Istana Bogor. Mereka mengenakan pakaian adat masing-masing.
Sementara Presiden mengenakan baju tradisional Betawi.
Presiden
mengatakan bahwa Indonesia memiliki 714 suku, sangat banyak kalau
dibandingkan dengan jumlah suku yang dimiliki negara-negara lain.
"Paling dekat, misalnya Singapura, saya tanya ke Kedubes, ada empat
suku di Singapura, kita 714. Terakhir ketemu dengan Presiden
Afghanistan, ada tujuh suku di sana. Indonesia 714. Jadi tidak bisa
dibandingkan, karena kita ini sangat besar sekali," kata Jokowi.
Presiden mengatakan dia telah meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjaga kekayaan negara yang seperti ini.
"Kalau misalnya ada rumah adat untuk renovasi, pemerintah sekarang
punya anggaran untuk renovasi itu. Kalau rumah adat yang kira-kira
anggarannya tidak banyak, bisa ke Kemendikbud. Kalau keraton yang gede,
silakan ke Menteri PU. Insya Allah kita siap untuk merenovasi
rumah-rumah adat, lembaga adat, akan kita jaga," kata Presiden.
Dengan banyak suku yang ada di Indonesia, Presiden berharap untuk
menjaga kerukunan dan kesatuan bangsa dan tidak mudah terpecah karena
perbedaan pilihan politik.
"Saya berharap, jangan sampai karena perhelatan politik, karena
pilihan bupati, gubernur, presiden, menjadikan kita tidak rukun.
Sudahlah... kalau saya sampaikan, pilih pemimpin yang baik, setelah itu
rukun kembali," katanya.
Kepala Negara berpesan kepada para kepala suku dan tokoh adat agar
ikut menjaga supaya perbedaan pilihan dalam pemilu tidak sampai
menimbulkan rasa saling benci di antara saudara sebangsa dan se-Tanah
Air.
"Perhelatan politik hanya lima tahun sekali, sudahlah... pilih
pemimpin terbaik. Setelah itu sudah, kita rukun kembali," katanya.
Presiden
menghargai upaya para kepala suku dan tokoh adat dalam merawat,
menjaga, memelihara adat istiadat dan budaya di daerah masing-masing.
"Pemerintah siap memfasilitasi setiap hal yang berkaitan dengan adat
istiadat, budaya, renovasi rumah adat. Jangan sampai kita kehilangan
kekayaan budaya kita karena kekayaan itulah yang nanti akan bisa
menyejahterakan negara dan bangsa Indonesia," kata Presiden.
Presiden Kumpulkan Para Kepala Suku di Istana Bogor
Kamis, 16 November 2017 14:58 WIB
Senang pagi ini bisa bertatap muka. Keragaman suku, agama, adat istiadat, budaya merupakan kekayaan, anugerah, dari Tuhan. Ini patut disyukuri,