Jakarta (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo mengatakan pembangunan
infrastruktur yang gencar dilakukan oleh pemerintahannya saat ini tidak
hanya berhubungan dengan ekonomi saja, tetapi juga menyatukan bangsa
Indonesia.
"Banyak orang melihat pembangunan infrastruktur hanya
berkaitan dengan ekonomi, mobilitas logistik, mobilitas orang dan
barang, ya. Tetapi yang paling penting, infrastruktur yang kita bangun
adalah infrastruktur yang menyatukan bangsa Indonesia," kata Presiden
saat membuka Simposium Nasional Kebudayaan Tahun 2017 di Jakarta, Senin.
Kepala
Negara menjelaskan pembangunan bandara dan pelabuhan di pulau-pulau
terpencil dan daerah pinggiran adalah untuk menyatukan 17 ribu pulau
milik Indonesia.
Presiden mengatakan walaupun infrastruktur di
pulau terpencil harus dikerjakan karena hal itu adalah pulau terdepan
dan bisa menghubungkan masyarakat ini dengan pulau lainnya.
"Saya
pernah terbang dari Aceh ke Wamena, waktu yang saya tempuh sembilan jam
15 menit. Tanpa infrastruktur orang Aceh tidak bisa langsung ke Wamena.
Bagaimana kita ke Pulau Miangas kalau di sana tidak ada infrastrukur
pelabuhan, airpor meskipun tidak panjang," kata Jokowi.
Presiden
juga menyinggung dibangunnya Trans Papua walaupun banyak masukan apakah
perlu dibangun saat ini karena anggaran yang besar.
"Pertanyaan
ini kayak telur sama ayam, dibangun infrastruktur baru pertumbuhan
ekonomi ada atau menunggu pertumbuhan ekonomi ada baru dibangun jalan,"
kata Jokowi.
Namun Presiden menegaskan pembangunan Trans Papua
ini bukan urusan ekonomi semata tetapi berkenaan dengan pemerataan
pembangunan dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
Jokowi menegaskan infrastruktur tidak mungkin dibangun di Jawa saja, tetapi harus merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Presiden
mengakui jika dilihat dari `return` (pengembalian) ekonomi di Jawa
lebih cepat pengembaliannya, begitu juga jika dihubungkan dengan politik
karena 60 persen penduduk ada di Jawa,
"Tapi ini kan masalah
pemerataan pembangunan, bagaimana kita menyatukan seluruh tanah air ini
kalau ada ketimpangan infrastruktur," katanya.
Presiden mengakui
saat ini antara wilayah barat dan timur masih memiliki perbedaan yang
jauh terkait infrastuktur yang dimilikinya.
"Sangat kelihatan
sekali. bayangkan kalau penduduk di Wamena mau pergi ke Nduga harus
berjalan empat hari empat malam melewati hutan belantara," ungkapnya.
Presiden mengaku pernah berkunjung ke Nduga, walaupun telah diperingatkan daerah berbahaya oleh Panglima TNI dan Kapolri.
Jokowi
mengaku kaget dengan keadaan di Nduga yang jalannya belum beraspal dan
kantor Bupatinya juga belum ada. "Ini keadaan yang akan saya lihat,
masyarakat kita yang akan kita lihat," ungkap Presiden.
Alasan Jokowi Bangun Infrastruktur, Untuk Satukan Indonesia
Senin, 20 November 2017 16:20 WIB
Banyak orang melihat pembangunan infrastruktur hanya berkaitan dengan ekonomi, mobilitas logistik, mobilitas orang dan barang, ya. Tetapi yang paling penting, infrastruktur yang kita bangun adalah infrastruktur yang menyatukan bangsa Indonesia,