Jakarta (Antara Babel) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) Komjen Polisi Suhardi Alius menekankan bahwa kerja sama
antarnegara dalam memutus aliran pendanaan teroris sangat penting untuk
dilakukan.
"Kerja sama penanganan pendanaan terorisme antarnegara di kawasan
menjadi sangat penting untuk memutus mata rantai pendanaan aksi-aksi
terorisme maupun berkembangnya jaringan teroris," kata Suhardi dalam the
3rd Counter-Terrorism Financing (CTF) Summit di Kuala Lumpur, Malaysia,
Kamis (23/11).
Seperti dikutip dari siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat,
Suhardi mengatakan kerja sama yang lebih baik antarnegara dan kemitraan
yang kompak/solid dengan sektor swasta dan masyarakat diyakini akan
efektif dalam melawan pendanaan terorisme tersebut.
"Saya sangat optimistis dengan hal ini. Indonesia selalu siap dan
menyambut baik upaya untuk memperkuat kerja sama internasional di semua
tingkat dalam rangka memerangi terorisme dan pembiayaannya," ujarnya.
Di Indonesia, BNPT bersama dengan Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan (PPATK) beberapa waktu lalu telah meluncurkan buku
putih mengenai pemetaan risiko pembiayaan teroris yang terkait dengan
jaringan teroris domestik yang berafiliasi dengan jaringan kelompok
ISIS.
"Fokus BNPT dan PPATK adalah memutus rantai pendanaan terorisme.
Jadi, buku putih ini adalah upaya kami untuk memecahkan rantai pendanaan
terorisme dalam negeri yang berafiliasi dengan ISIS," kata Suhardi.
Menurut mantan Kabareskrim Polri ini, hubungan kuat antara kelompok
dan jaringan yang berafiliasi dengan ISIS di Asia Tenggara telah
mengakibatkan penyelundupan senjata api, pelatihan, dan pendanaan
terorisme yang tentunya akan menimbulkan ancaman yang signifikan di
wilayah ini.
Untuk itu, perlu pelaksanaan yang kuat dan efektif dalam berbagi
informasi antarnegara di kawasan ini termasuk kebijakan dengan melakukan
tindakan yang lebih konkret.
FTF Summite terselenggara atas kerja sama Financial Intelligence
Unit (FIU) tiga negara, yaitu Malaysia (Bank Negara Malaysia), Indonesia
(PPATK), dan Australia (AUSTRAC).
Pertemuan ini bertujuan meningkatkan pemahaman, koordinasi, dan
kerja sama pertukaran informasi intelijen antara Financial Intelligence
Unit (FIU), instansi penegak hukum, industri keuangan, dan akademisi
pada tingkat internasional khususnya berkaitan dengan upaya pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana pendanaan terorisme.?
Pertemuan di Kuala Lumpur merupakan tindak lanjut hasil dari Sydney
Communique (1st?CTF Summit 2015) dan Nusa Dua Statement (2nd?CTF Summit
2016).
BNPT: Penting Kerja Sama Putus Dana Teroris
Jumat, 24 November 2017 20:25 WIB