Surakarta (Antara Babel) - Pemerintah Indonesia dan Republik Rakyat China
menyepakati enam dokumen kerja sama dalam Pertemuan Tingkat Tinggi
Hubungan Antarmasyarakat yang diadakan di Solo, Jateng, Selasa.
"Seharusnya ada tujuh kerja sama yang direncanakan, tetapi satu
ditunda karena ada sedikit masalah kecil. Akan kita lanjutkan tahun
depan," kata Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Prof Agus Sartono.
Keenam dokumen kerja sama ditandatangani oleh pejabat tinggi
terkait dari kedua negara disaksikan Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani bersama Wakil Perdana
Menteri China Lin Yandong.
Keenam dokumen kerja sama yang ditandatangani adalah Kerja Sama
Rencana Aksi Tiga Tahun di Bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Inovasi (2018-2020), Pelaksanaan Rencana Pendirian Pusat Penelitian
Bersama Indonesia-China di Bidang Konstruksi Pelabuhan serta Pencegahan
dan Mitigasi Bencana.
Kemudian, Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Kesehatan,
Pelaksanaan Rencana Kerja Sama di Bidang Taman Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Film dan Nota Kesepahaman
tentang Kerja Sama Pemuda.
Ada pun kerja sama yang ditunda penandatanganannya adalah
Kesepakatan Kerja Sama untuk Penggunaan Energi Nuklir Secara Damai.
Agus mengatakan penundaan kerja sama di bidang energi nuklir karena
belum ada kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan China. Menurut
dia, itu hal biasa dalam sebuah kerja sama.
"Masing-masing pihak pasti ada kepentingan. Kita tentu ingin kedua belah pihak mendapatkan menfaat," katanya.
Sementara itu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof
Mohamad Nasir mengatakan selama ini Indonesia mengembang nuklir dengan
reaktor air didih. Yang akan dikembangkan dalam kerja sama dengan
pemerintah China adalah reaktor gas suhu tinggi.
Pemerintah Indonesia-China Teken Enam Dokumen Kerja Sama
Selasa, 28 November 2017 22:21 WIB