Kualalumpur (Antara Babel) - Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir
Mohamad pada Jumat menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
"perundung dunia" dan "penjahat" terkait keputusannya bahwa Yerusalem
sebagai Ibu Kota Israel.
Presiden Trump pada pekan lalu membalikkan kebijakan AS, yang telah
berjalan beberapa dasawarsa, dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota
Israel dan mengatakan bahwa Negeri Paman Sam akan memindahkan
kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem dalam beberapa tahun mendatang.
Kedudukan Yerusalem adalah salah satu penghalang paling kuat dalam
penciptaan perdamaian abadi Israel-Palestina. Israel menganggap
Yerusalem sebagai ibu kota abadinya dan tak terbagi serta menginginkan
semua kedutaan besar negara penjalin hubungan dengannya berada di sana.
Warga Palestina menginginkan negaranya merdeka, dengan ibu kota
negara berada di wilayah Yerusalem Timur, yang dicaplok Israel dalam
perang Timur Tengah pada 1967. Kedaulatan Israel atas wilayah tersebut
tidak pernah diakui secara internasional, termasuk Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB).
"Kemarahan atas keputusan Trump akan mengarah pada apa yang disebut
sebegai tindak terorisme," kata Mahathir, yang kini berusia 93 tahun,
dalam unjuk rasa di depan Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur.
Ia menimpali, "Pada hari ini, kita memiliki seorang perundung dunia. Trump, itu hanya akan memicu kemarahan kaum Muslimin."
"Kita harus menggunakan seluruh kekuatan untuk melawan penjahat ini yang merupakan Presiden Amerika Serikat," katanya.
Ia juga mendesak kepada semua negara Muslim agar memutuskan hubungan dengan Israel.
Muhyiddin Yassin, pemimpin oposisi lainnya di Malaysia, meminta
Pemerintah Malaysia tidak melanjutkan rencana penanaman modal di AS.
Pada pekan lalu Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mendesak umat
Muslim di seluruh dunia untuk menentang pengakuan Yerusalem sebagai Ibu
Kota Israel.
Pengguna media sosial di Malaysia, negara yang kebanyakan
penduduknya adalah Muslim, bersumpah untuk melakukan boikot terhadap
perusahaan AS, seperti McDonald`s Corp, menyusul keputusan Trump.
Rantai
kemitraan AS di Malaysia tersebut mengatakan bahwa mereka tidak
mendukung atau terlibat dalam kemelut politik atau agama mana pun.
Wakil Perdana Menteri Malaysia Zahid Ahmad Hamidi pada Jumat
mengatakan bahwa Najib dan pemimpin oposisi Partai Islam se-Malaysia
(PAS) akan memimpin unjuk rasa pada Jumat pekan depan di Ibu Kota
Pemerintahan Malaysia, Putrajaya, demikian laporan media di Malaysia.
Mahathir: Trump Penjahat Terkait Yerusalem
Sabtu, 16 Desember 2017 21:12 WIB
Trump, itu hanya akan memicu kemarahan kaum Muslimin.