Jakarta (Antara Babel) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan
2.935 rumah dan bangunan rusak akibat gempa 6,9 SR yang mengguncang
Jawa Barat bagian selatan pada 15 Desember.
Berdasarkan data sementara, hingga Minggu (17/12) pukul 14:30 WIB,
dampak gempa menyebabkan empat orang meninggal dunia, 11 orang luka
berat, 25 orang luka ringan, 451 rumah rusak berat, 579 rumah rusak
sedang, dan 1.905 rumah rusak ringan.
"Selain itu juga terdapat kerusakan 46 unit sekolah/madrasah, 38
unit tempat ibadah, 9 kantor, dan 4 rumah sakit dan puskesmas. Sebanyak
200 orang mengungsi di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis," kata
Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jakarta, Minggu.
Dia mengatakan gempa tidak merusak sarana dan prasarana umum yang
vital seperti jalan raya, jembatan, utilitas listrik, utilitas air
minum, dan lainnya. Pendataan masih dilakukan. Diperkirakan jumlah
kerusakan akan bertambah.
Korban meninggal adalah Hj. Dede Lutfi (60) warga Ciamis tertimpa
bangunan, Masiah (55) warga Ciamis yang terkena serangan jantung saat
gempa, Aminah (80) warga Kota Pekalongan tertimpa bangunan roboh, dan
Fatimah (34) warga Bantul yang jatuh saat gempa dan meninggal di rumah
sakit.
Korban meninggal telah dimakamkan, pemerintah akan segera memberikan santunan duka cita.
Daerah yang paling parah mengalami kerusakan terdapat di empat
daerah yaitu Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis
dan Kabupaten Pangandaran.
Daerah ini paling dekat dengan episentrum gempa sehingga intensitas gempa dirasakan V-VI MMI (sedang hingga kuat).
Bupati/Walikota di keempat daerah ini telah menetapkan status
keadaan tanggap darurat penanganan gempabumi selama tujuh hari terhitung
dari 16-22 Desember, yang dapat diperpanjang sesuai dengan situasi di
lapangan.
Di Kabupaten Tasikmalaya terdapat 1.362 unit rumah rusak terdiri
dari 192 rumah rusak berat, 76 rumah rusak sedang, dan 1.094 rumah rusak
ringan.
Di Kabupaten Ciamis terdapat 759 rumah rusak yang terdiri 117 rumah
rusak berat, 239 rumah rusak sedang, dan 403 rumah rusak ringan.
Sedangkan di Kabupaten Pangandaran terdapat 320 rumah rusak yang
meliputi? 60 rusak berat, 75 rusak sedang, dan 185 rusak ringan.
Penanganan darurat terus dilakukan. Kepala BNPB Willem Rampangilei
telah melakukan rapat koordinasi dengan para Kepala Daerah, BPBD,
Kementerian Sosial, dan aparat setempat di Tasikmalaya dan Ciamis.
"Empat prioritas yang perlu ditangani adalah penambahan bantuan
logistik, perbaikan pemukiman yang rusak, bantuan pendanaan, dan
perbaikan kerusakan sarana prasarana umum," kata Sutopo.
Bantuan logistik dari BNPB akan diberikan kepada daerah yang telah menetapkan tanggap darurat.
BNPB menyerahkan dana siap pakai Rp 250 juta kepada empat daerah
yang telah menetapkan tanggap darurat untuk operasional selama masa
tanggap darurat.
Untuk perbaikan pemukiman yang rusak akan dipenuhi melalui
bantuan stimulan dana dari BNPB dengan masing-masing daerah terlebih
dahulu melakukan verifikasi yang valid secara per nama per alamat dan
di-SK-kan oleh Kepala Daerah masing-masing.
Langkah ini harus ditempuh sebagai bentuk akuntabilitas dan
transparansi penggunaan dana serta untuk menjamin terhadap kejelasan
jumlah bantuan maupun siapa penerimanya.
Aparat dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian Kesehatan,
SKPD, Tagana, PMI, relawan, LSM dan masyarakat masih melakukan penangnan
darurat.
Bantuan mendesak yang diperlukan masyarakat saat ini adalah hunian
sementara (huntara), tenda, relawan untuk membersihkan material bangunan
yang rusak, permakanan, trauma healing, tukang, bahan material
bangunan, dan lainnya.
BNPB: 2.935 Rumah Rusak, Empat Orang Tewas Akibat Gempa 6,9 SR
Minggu, 17 Desember 2017 22:43 WIB