Muntok (Antaranews Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung diminta untuk mengevaluasi kembali rencana penambangan kapal isap produksi di Laut Rambat, Kabupaten Bangka Barat, karena dinilai akan merusak wilayah tangkap warga nelayan di daerah itu.
"Kami minta Gubernur Erzaldi Rosman meninjau kembali rencana operasional penambangan karena Laut Rambat menjadi tumpuan hidup para nelayan dari 10 desa yang ada di sekitarnya," kata Direktur Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia Kabupaten Bangka Barat Suhaidir Kojek di Muntok, Jumat.
Menurut dia, Laut Rambat yang berada di wilayah Kecamatan Simpangteritip bukan hanya dijadikan lokasi tangkap ikan nelayan Desa Rambat, namun juga nelayan dari beberapa desa di sekitarnya, yaitu Desa Airnyatoh, Airlimau, Sungaibuluh, Kampak, Peradong, Pangek, Pelangas, Simpanggong dan Desa Mayang.
Jika rencana operasional kapal isap produksi (KIP) tersebut direalisasikan di laut tersebut, ia khawatir berdampak pada kerusakan lingkungan laut yang disebabkan oleh sedimen limbah penambangan.
"Rusaknya lingkungan Laut Rambat akan merugikan lebih dari 1.000 nelayan yang selama ini menangkap ikan di laut itu," kata dia.
Selain menangkap ikan dengan berbagai alat tradisional, kata dia, di perairan Rambat saat ini juga terdapat sekitar 600 unit bagan ikan milik nelayan.
"Secara turun-temurun warga di daerah itu adalah nelayan, jika KIP tetap memaksakan diri masuk ke wilayah itu, kami khawatir akan menimbulkan gejolak di daerah itu," kata dia.
Beberapa hari lalu, Pemkab Bangka Barat telah mengirimkan surat kepada Dinas ESDM Provinsi Babel dan perusahaan untuk menunda rencana operasional KIP milik PT Jelajah Marindo Persada di Laut Rambat.
"Kami sudah melayangkan notulen hasil rapat bersama Forkopimda yang intinya berupa imbauan dan permintaan KIP tidak masuk ke Laut Rambat, selama masyarakat masih menolak diharapkan perusahaan tidak memaksakan operasional untuk menghindari gangguan keamanan dan ketertiban," kata Sekda Kabupaten Bangka Barat, Yunan Helmi.
Gubernur diminta evaluasi rencana penambangan Laut Rambat
Jumat, 22 Juni 2018 13:47 WIB