Koba (Antaranews Babel) - Pemerintah kabupaten (Pemkab) Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bertekad melakukan percepatan eliminasi malaria dengan melaksanakan berbagai program kesehatan untuk menekan angka kasus penyakit tersebut.
"Kami bertekad Bangka Tengah pada akhir 2018 menjadi daerah eliminasi malaria. Sebenarnya pada 2017 sudah masuk daerah eliminasi, namun gagal karena angka kasusnya naik," kata Kadis Kesehatan Bangka Tengah, Bahrun R Siregar, di Koba, Rabu.
Ia menjelaskan, menjadi daerah eliminasi malaria harus minimal hanya ditemukan satu persen kasus penyakit malaria.
Sedangkan, Bangka Tengah saat ini angkanya di atas rata-rata sehingga belum bisa masuk kategori eliminasi, tanpa merinci angkanya.
Sebetulnya pada 2017 Bangka Tengah sudah masuk nominasi, tetapi saat penilaian tiba-tiba ada kasus baru sehingga gagal.
Dia optimistis meraih predikat sebagai daerah eliminasi malaria pada 2018 karena hingga saat ini kasus penyakit tersebut masih dibawah satu persen.
"Penilaiannya pada Agustus 2018 oleh tim kementerian terkait ke rumah sakit dan seluruh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di daerah ini. Kami berharap tidak ada lagi ditemukan kasus baru," ujar Bahrun.
Dia mengakui, di Bangka Tengah tercatat kecamatan Lubuk Besar dan Pangkalanbaru yang rawan penularan penyakit malaria, sehingga pihaknya lebih fokus menekan angka kasus di daerah endemis tersebut.
"Dua kecamatan tersebut ditemukan beberapa kasus malaria, sehingga termasuk daerah rawan. Namun kami optimistis bisa ditekan hingga angka dibawah satu persen," kata Bahrun.