Kuala Lumpur
(Antara Babel) - Pihak berwenang menyiarkan detail baru yang memberikan
gambaran berbeda mengenai apa yang telah terjadi pada kokpit pesawat
Malaysia Airlines MH370.
Penjejakkan oleh radar militer
menunjukkan bahwa pesawat itu mengubah ketinggian setelah berbelok tajam
di atas Laut China Selatan menuju Selat Malaka, kata seorang sumber
yang dekat ke penyelidikan pesawat hilang tersebut kepada CNN.
Pesawat
itu terbang sampai serendah 12.000 kaki sebelum hilang dari pantauan
radar, kata sumber tadi. Pembelokan secara tajam itu sepertinya
disengaja, tambah dia.
Kepada CNN dia berkata bahwa area di mana
pesawat itu terbang adalah koridor yang sibuk dengan penerbangan dan
terbang pada ketinggian 12.000 kaki membuat jet itu menghindari jalur
sibuk tersebut (guna menghindari tabrakan pesawat).
Sebelumnya
pemerintah Malaysia mengungkapkan transmisi terakhir dari pesawat hilang
itu menunjukkan pesawat tengah menuju Beijing.
Pengungkapan ini
memupus teori bahwa seseorang telah mereprogram rute terbang pesawat
sebelum co-pilot terakhir kalinya terpantau menara pengawas pesawat.
Ini juga mengurangi, kendati bukan menghilangkan sama sekali, kecurigaan terjadi kesalahan oleh manusia di dalam pesawat itu.
Detail
terbaru ini memberikan banyak pandangan baru mengenai apa yang telah
terjadi dalam pesawat itu, namun tidak menjelaskan mengapa pesawat
tersebut hilang atau di mana pesawat tersebut berada.
Para analis sendiri terbelah dalam menafsirkan informasi baru ini.
Beberapa
menilainya sebagai petunjuk bahwa kerusakan mesin membuat pesawat
tiba-tiba mengubah arah, sedangkan yang lainnya mengatakan masih terlalu
banyak hal yang tak diketahui sehingga tak bisa memumpus
kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Beberapa waktu lalu pakar dirgantara yang juga mantan presiden Indonesia, BJ Habibie, juga menganalisis bahwa pesawat itu mungkin mengalami kerusakan mesin yang mengantarkan pesawat itu menghadapi masalah yang berujung fatal pada pesawat tersebut.
Namun analis penerbangan CNN Miles O'Brien menyebut informasi terakhir itu telah mengubah teori dan spekulasi pesawat tersebut.
"Kini
kita tak punya bukti bahwa awak telah melakukan satu kesalahan pun,"
kata dia. "Dan faktanya kini kita mesti melangkah dengan asumsi dasar
bahwa sesuatu telah terjadi pada pesawat itu begitu mereka bilang
'selamat malam'".
Jika krisis dalam kabin pesawat menyebabkan
pesawat kehilangan tekanan, kata dia, maka pilot bisa dengan sengaja
memilih menerbangkan pesawat ke ketinggian rendah untuk menyelamatkan
penumpang pesawat.
"Anda ingin turun pada ketinggian 10.000 kaki,
karena itulah saat Anda tak perlu mengkhawatirkan tekanan udara
(pressurization). Anda menjadi memiliki cukup udara dalam atmosfer yang
secara alamiah membuat semua orang (dalam pesawat) hidup," kata dia.
"Jadi
(itu adalah) bagian dari prosedur untuk dekompresi (pengurangan tekanan
udara) secara tiba-tiba..ini namanya tukikan tinggi (high dive) dan
Anda meluncur turun secepat yang Anda bisa ke ketinggian itu."
Radar
militer melacak pesawat itu antara 1:19 pagi dan 2:40 pagi pada hari
pesawat itu hilang, kata sumber tadi kepada CNN, namun tidak jelas
berapa lama pesawat itu turun ke ketinggian 12.000 kaki.
"Detail
terbaru mengenai ketinggian itu adalah sangat penting," kata Mary
Schiavo, analis penerbangan CNN yang mantan inspektur jenderal
Departemen Perhubungan AS.
"Itu menjelaskan banyak hal yang
sebelumnya tidak dirangkai," kata. "Kini, jika kita punya skenario di
mana hal itu terjadi, pesawat tersebut membuat pembelokan dramatis dan
turun dari 35.000 kaki ke ketinggian 12.000 kaki."
"Skenario ini
relevan dengan apa yang akan dilakukan pilot ketika terjadi keadaan
katastropik dalam pesawat, seperti dekompresi, kebakaran, atau ledakan.
Itulah yang harus Anda lakukan, menukik, turun, memutar dan mencoba
mencapai bandara yang bisa mengakomodasi (mendaratkan) sebuah pesawat
yang lagi bermasalah."
Jika informasi terakhir itu akurat, maka
teori yang menyebutkan pilot berusaha menyelamatkan pesawatnya adalah
cocok, kata Mark Weiss, mantan pilot American Airlines dan analis
penerbangan CNN.
Namun dia menggarisbawahi, "Kita punya begitu
banyak informasi yang keluar dan begitu banyak informasi yang saling
bertentangan, yang membuat saya berhati-hati beralih ke
kesimpulan-kesimpulan baru untuk sementara waktu," kata dia seperti
dikutip CNN.com.
Kian Kuat Teori Kerusakan Mesin Pada MH370
Senin, 24 Maret 2014 12:42 WIB
"Kini kita tak punya bukti bahwa awak telah melakukan satu kesalahan pun,"