Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Bank Indonesia Perwakilan Bangka Belitung mengantisipasi resiko inflasi dari kelompok transportasi karena adanya perubahan strategi bisnis dari seluruh level maskapai penerbangan yang menyebabkan perubahan struktur biaya dan tarif angkutan udara.
"Adanya kenaikan airport tax juga memberikan dampak terhadap kenaikan inflasi angkutan udara," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Babel, Tantan Heroika di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan, capaian inflasi yang stabil pada tahun 2018 dapat dipertahankan sesuai dengan target inflasi yang ditetapkan Pemerintah agar berada pada rentang 2,5 - 4,5 persen (yoy). Karena itu risiko inflasi yang muncul dari kelompok transportasi perlu diantisipasi.
"Pencapaian inflasi yang baik pada tahun 2018 dapat kita pertahankan di tahun 2019 ini. Upaya yang sudah dilakukan terus menerus oleh para pihak telah terbukti dapat mengawal stabilitas inflasi," ujarnya.
Koordinasi yang baik antara Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan juga dapat mengawal stabilitas bahan pangan sampai dengan akhir tahun 2019.
Meskipun begitu, kita harus tetap waspada mengawal inflasi di tahun 2019, karena kedepan tantangan struktural inflasi masih akan dihadapi dalam mengawal stabilitas inflasi.
"Keterbatasan produktivitas lokal dan masalah konektivitas masih akan menjadi persoalan utama dalam pengendalian inflasi di Babel," ujarnya.
Selain itu, tantangan inflasi dari tarif angkutan udara juga memberikan risiko terhadap pencapaian inflasi di Bangka Belitung. Oleh karena itu, koordinasi dan sinergi berbagai pemangku kepentingan dapat terus dijaga dan ditingkatkan untuk memecahkan masalah struktural inflasi di Bangka Belitung.
"Sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan terus kita tingkatkan untuk memecahkan masalah inflasi," ujarnya.
Bank Indonesia antisipasi resiko inflasi dari transportasi
Kamis, 7 Februari 2019 12:06 WIB