Sungailiat, Babel (Antaranews Babel) - Direktur Infokom BMK Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) RI, Wiryanta mengatakan, untuk penurunan prevalensi stunting harus dikerjakan bersama semua pihak termasuk masyarakat.
"Selama empat tahun pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, sudah bekerja keras menurunkan tingkat prevalensi stunting dari 37,2% (riskesdas 2013) menjadi 30,8% (riskesdas 2018). Angkanya masih tinggi artinya masih ada tiga dari 10 balita stunting di Indonesia namun pemerintah optimis angkanya semakin turun karena ragam kebijakan intervensi penanggulangan stunting," katanya di Sungailiat, diacara sosialisasi penurunan prevalensi stunting, Selasa (19/2).
Dikatakan, definisi stunting adalah kekurangan gizi kronis pada anak balita yang terjadi dalam jangka waktu lama. Pemerintah melakukan intervensi dalam dua skema. Pertama intervensi spesifik atau gizi dalam melakukan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak suplementasi gizi, pemberian tablet darah dan konsultasi.
Skema Kedua kata dia, intervensi sensitif atau non gizi seperti penyediaan sanitasi dan air bersih, lumbung pangan, Alokasi Dana Desa, edukasi sosialisasi dan sebagainya.
"Program stunting cukup banyak mulai dari aspek kesehatan maupun non kesehatan, anggaran pun besar untuk penanggalan ini namun ragam program tidak akan berdampak banyak bila tidak disertai pola untuk berperilaku hidup sehat," katanya.
Menurutnya, realisasi stunting ini penting untuk mencegah banyaknya SDM tidak berkompeten ketika menghadapi bonus demografi tahun 2030. Tahun ini diperkirakan penyangga ekonomi bangsa Indonesia 68% adalah orang-orang produktif yang lahir saat ini, pemerintah juga tidak ingin sumber daya manusia ini mundur sebelum pertandingan global karena kalah kompetisi akibat stanting.
Sesuai Inpres nomor 9 tahun 2015 tentang pengelolaan komunikasi publik kominfo diamanatkan untuk mengakomodir isi sektor menjadi narasi tunggal untuk disampaikan ke masyarakat, khusus untuk stanting kominfo menjadi koordinator kampanye nasional bersama Kementerian Kesehatan dan 10 institusi pemerintah lainnya termasuk pemerintah daerah.
Kominfo mengharapkan masyarakat dapat melakukan 3P yakni peduli, pahami dan partisipasi untuk membantu pengurangan stanting peduli.
"Peduli lingkungan sekitar, lihat kondisi balita di keluarga atau lingkungan sekitar pahami carilah informasi sebanyak mungkin melalui media ataupun tentang stunting, lalu berpartisipasi memberikan informasi yang benar pada keluarganya dan edukasi masyarakat," jelasnya.
Direktur Infokom: Prevalensi stunting harus dikerjakan bersama
Kamis, 21 Februari 2019 10:40 WIB