Pemerintah daerah mampu menekan angka kasus kenakalan remaja tersebut karena terus digencarkan sosialisasi di masyarakat.
Manggar, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mampu menurunkan angka kenakalan remaja, dari 39 kasus pada 2018 menjadi 15 kasus.

"Hingga Juli 2019 angka kenakalan remaja tercatat sebanyak 15 kasus, menurun drastis dibanding bulan yang sama pada 2018 sebanyak 39 kasus," kata Kepala Seksi Bimbingan dan Penyuluhan, Taufik Winhardi di Manggar, Rabu.

Ia menjelaskan, pemerintah daerah mampu menekan angka kasus kenakalan remaja tersebut karena terus digencarkan sosialisasi di masyarakat.

"Kasus kenakalan remaja yang ditangani Satpol PP terdiri dari minuman beralkohol/miras, minum arak/ tuak, menghisap lem Aica/ Aibon, pacaran di luar batas, mengonsumsi obat batuk Mextril dan Farendol serta konsumsi obat batuk Komix," jelasnya.

Berdasarkan data, pada 2016 tercatat 122 kasus, pada 2017 sebanyak 121 kasus, 2018 hanya 39 kasus dan pada 2019 hingga Juli turun ke angka 15 kasus.

Menurut Taufik, penurunan tingkat kenakalan remaja paling tinggi dialami oleh kasus konsumsi obat batuk Komix, Mextril dan Faradol serta menghisap lem Aibon. Diduga adanya aturan pengetatan pendistribusian penjualan obat batuk dan lem ampuh menekan angka penyalahgunaan.



"Kalau penyalahgunaan obat batuk dan lem sangat jauh menurunnya. Kalau ditotal tahun 2017 ada 71 kasus, turun menjadi 17 kasus di Tahun 2018 dan baru tercatat 8 kasus di 2019,” papar Taufik.

Namun imbas dari pengetatan penjualan obat batuk secara bebas itu membuat para remaja yang ‘nakal’ beralih ke mengonsumsi arak/ tuak. Bahkan angka kasus minum arak/ tuak yang sebelumnya tidak ada jadi 6 kasus.

“Yang ngaibon sama ngomik dapat kita tekan seminimal mungkin, cuman sekarang banyak larinya ke minum arak atau tuak. Itu yang kita sesalkan,” ujar Taufik.

Satpol PP Kabupaten Belitung Timur terus berupaya menekan angka kenakalan remaja dengan rutin melaksanakan sosialisasi ‘ Perbup Jam Malam’ dan kenakalan remaja di sekolah-sekolah. Selain itu pula patroli rutin setiap malam Kamis dan Minggu juga terus dilaksanakan.

"Makanya saat ini kita sedang gencar-gencarnya sosialisasi ke sekolah-sekolah dan rutin patroli khususnya di titik rawan kenakalan," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019