Kita relatif agak lama, mungkin dengan Malaysia, sama yakni delapan hari di Madinah.
Mekkah (ANTARA) - Banyak jamaah negara lain yang ternyata tak memiliki peluang untuk melakukan ibadah arbain atau shalat berjamaah 40 waktu di Madinah karena keterbatasan teknis pelayanan jamaah haji negaranya.

“Seperti misalnya Turki, mereka hanya lima hari di Madinah,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Ali di Kota Mekkah, Rabu.

Dengan hanya lima hari di Kota Madinah, maka jamaah dari negara itu mustahil melakukan salat berjamaah 40 waktu atau yang disebut arbain karena setidaknya jamaah perlu delapan hari tanpa putus untuk melakukan ibadah sunah tersebut.

Hal itulah yang kemudian mendorong Nizar untuk mengimbau jamaah haji asal Indonesia agar dapat memanfaatkan peluang itu dengan baik.

“Kita relatif agak lama, mungkin dengan Malaysia, sama yakni delapan hari di Madinah,” katanya.

Oleh karena itu, Nizar mengimbau jamaah haji Indonesia tetap menjaga kondisi fisiknya agar selalu terjaga dengan baik sehingga bisa melaksanakan ibadah dengan optimal selama di Madinah.

Pada Rabu pagi ini, jamaah haji gelombang kedua sebagai kloter pertama yang diberangkatkan dari Mekkah ke Madinah, yakni kloter SUB 41 dari Embarkasi Surabaya.

“Secara faktual tidak ada masjid yang kosong. Jamaah tetap ada cuma dari kepadatan sedikit longgar karena mereka ada yang sudah didorong ke negaranya masing-masing. Jadi relatif bisa beribadah di Masjid Nabawi dengan aman dan nyaman,” katanya.

Ia mengatakan, saat di Madinah kemungkinan memang tidak memerlukan terlalu banyak energi, seperti halnya di Mekkah, namun yang perlu diwaspadai adalah ketika mereka antre untuk masuk ke Raudhah, baik jamaah perempuan maupun laki-laki.

“Mereka kan harus berdiri, untuk ini tidak mungkin duduk karena di situ masuk ke lokasi pintu 1, 2, dan 3 baru masuk ke Raudhah. Jadi butuh berdiri agak lama sehingga butuh fisik yang baik. Sehingga tentu ini kami harapkan jamaah cari momen yang tepat sehingga bisa masuk ke situ dengan aman,” katanya.

Ia mengatakan kemungkinan untuk masuk ke Raudhah harus mencari momentum yang tepat misalnya pada tengah malam karena wilayah itu sangat padat selepas salat fardlu.
Baca juga: Calon haji Kloter 15 Makassar khawatirkan ibadah "Arbain"
Baca juga: Jemaah Indonesia Mulai Jumat Lakukan Arbain

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019