Medan (ANTARA) - Warga Dusun Siderojo, Desa Halaban, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, mengalami krisis air bersih sejak tahun 1980.

Salah seorang warga Dusun Siderejo Suparmin, saat dijumpai di Desa Halaban, Kamis mengaku warga di desa tersebut hanya mengandalkan air hujan untuk kehidupan sehari-hari, apabila hujan tidak kunjung datang, terpaksa mengeluarkan puluhan ribu rupiah hanya untuk mendapatkan air bersih.

Berbagai upaya telah dilakukan warga desa untuk mendapatkan air bersih, mulai dari membuat sumur bor hingga meminta bantuan dari pemerintah setempat, namun upaya meraka yang tinggal di wilayah perbatasan antara Provinsi Sumut-Provinsi Aceh ini, tak kunjung membuahkan hasil.

"Pernah kami coba buat sumur bor dengan menggali sampai tiga ratus meter air tidak  keluar juga. Yang ada malah lumpur yang keluar," katanya.

Untuk mengantisipasi kekurangan air, penduduk setempat membangun sumur di rumah masing-masing. Sumur tersebut sebagai tempat untuk menampung air hujan.

Suparmin (60) saat menujukan sumur miliknya. (Antara Sumut/Nur Aprilliana Br Sitorus)
"Alhamdulillah terkumpul juga sedikit-sedikit air hujannya. Bisa untuk dipakai sehari-hari," ujarnya.

Pria berusia 60 tahun ini bercerita, tidak jarang penduduk setempat mengalami kondisi kesehatan melemah karena mengkonsumsi air hujan. Hal itu terpaksa mereka abaikan demi memenuhi kebutuhan seperti untuk memasak, mandi, hingga mencuci pakaian.

"Mau gimana lagi, mau tidak mau harus pakai air hujan. Sakit pun udah biasa kami, gigi juga mulai keropos. Tapi udah biasa kami, karena sudah dari tahun 1980 sejak saya tinggal disini sudah susah air bersih," ujarnya.

Ia berharap, pemerintah Provinsi Sumatera Utara memperhatikan penduduk di desa Halaban.

"Walaupun kami tidak di Medan, semoga diperhatikanlah," ujarnya.

Baca juga: Perbatasan Kalbar-Malaysia kesulitan air bersih
Baca juga: Pemkab Purwakarta salurkan 161.400 liter air ke daerah kekeringan
Baca juga: Warga Solok Selatan mulai kesulitan air bersih akibat kekeringan


Pewarta: Nur Aprilliana Br. Sitorus
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019