Saya bangga atas pencapaian ini, sehingga udang jerbung dapat dijadikan komoditas alternatif bagi pembudidaya ikan karena secara teknis dan ekonomi lebih menguntungkan. Selain itu untuk mengoptimalkan spesies lokal
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan mekanisme seleksi produksi benih secara massal melalui domestikasi di tambak yang mengadopsi teknologi dan program pemuliaan perbuatan guna memperbaiki kinerja produksi udang jerbung nasional.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan bahwa upaya produksi benih udang jerbung dengan mengadopsi teknologi produksi udang windu dan program pemuliaan buatan hingga saat ini telah berhasil meningkatkan kelulushidupannya hingga 40 persen.

"Saya bangga atas pencapaian ini, sehingga udang jerbung dapat dijadikan komoditas alternatif bagi pembudidaya ikan karena secara teknis dan ekonomi lebih menguntungkan. Selain itu untuk mengoptimalkan spesies lokal," ujar Slamet Soebjakto.

Ia memaparkan bahwa sosok Abidin Nur, Perekayasa Madya dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, yang berhasil mengembangkan program pemuliaan buatan (seleksi breeding) untuk penyediaan stok benih udang jerbung bermutu bagi masyarakat pembudidaya di Indonesia.

Program itu dinilai menghasilkan induk unggul jerbung dengan status Specific Pathogen Free (SPF), pertumbuhan cepat dan lebih tahan terhadap perubahan lingkungan, sehingga dapat mengurangi ketergantungan induk hasil tangkapan di alam serta mengurangi resiko penyakit.

Atas jasanya ini, Abidin mendapatkan penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Republik Indonesia yang diserahkan saat perayaan Hari Ulang Tahun Ke-74 Republik Indonesia, tanggal 17 Agustus 2019.

"Pemuliaan buatan ini dilakukan karena tuntutan pembudidaya untuk memelihara udang dengan kepadatan tinggi dan pertumbuhan cepat serta mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan juga semakin diperlukan, sehingga menjadi tantangan di masa mendatang," tambah Slamet.

Ia mengutarakan harapannya agar program breeding ini dapat memicu peningkatan produksi udang jerbung nasional melalui usaha budidaya terutama pada level ekstensif atau pembudidaya dengan tingkat teknologi sederhana.

Lebih lanjut Slamet menyampaikan bahwa jika dibandingkan udang windu, siklus reproduksi udang jerbung lebih cepat, selain itu tingkat perkawinannya juga tinggi. Jika siklus reproduksi udang windu perlu satu tahun, udang jerbung diatas enam bulan sudah bisa menjadi induk, sehingga dengan keberhasilan ini akan meningkatkan ketersediaan induk dan benih udang jerbung.

Pada tahun 2020 mendatang, KKP telah memprogramkan untuk melakukan seleksi tahapan lanjut yang diperuntukkan untuk menghasilkan induk yang memiliki daya tahan tinggi, dengan demikian perpaduan sumber induk dari galur tumbuh dan daya tahan menjadi kunci penting dalam menghasilkan benih sebar yang bermutu.

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019