Jakarta (ANTARA) - Adopsi dokumen pandangan ASEAN tentang Indo- Pasifik mengirimkan pesan sederhana kepada kekuatan di luar kawasan bahwa sentralitas ASEAN tidak boleh dilupakan.

"Dengan mengadopsi outlook, ASEAN jelas ingin mengingatkan dirinya sendiri, dan mengirim pesan sederhana kepada kekuatan ekstra-regional, bahwa sentralitas ASEAN tidak boleh dilupakan," ujar Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia Rizal Sukma dalam seminar "Indonesia, ASEAN dan Indo-Pasifik" di Jakarta, Rabu.

Selama KTT ke-34 ASEAN pada akhir Juni 2019 di Bangkok, para pemimpin ASEAN secara resmi mendukung dan mengadopsi "Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik".

Baca juga: AS tidak minta negara-negara Asia Tenggara memihak

Mengingat perubahan strategis yang sedang berlangsung di kawasan itu, Rizal berpendapat ASEAN membutuhkan visinya sendiri tentang masa depan tatanan kawasan, termasuk menyelesaikan perbedaan visi tatanan regional yang didukung oleh negara-negara besar.

"Sebuah visi yang mewakili pandangan dan suara ASEAN yang berbeda," ujarnya.

Salah satu kekuatan ASEAN sejak didirikan pada 1967 adalah kemampuannya untuk bertahan dari permainan kekuasaan di antara kekuatan-kekuatan besar.

Baca juga: Wawasan Indo-Pasifik usulan Indonesia jadi landasan ASEAN

"Namun, ketika kita memasuki abad ke-21, tantangan strategis yang dihadapi ASEAN sekarang berbeda dari masa lalu. Tantangan yang berbeda membutuhkan respon yang berbeda pula," kata Rizal.

Saat ini, lanjut dia, ASEAN berada di medan yang benar-benar baru.

"Dunia sedang mengalami perubahan besar. Para ahli dan pembuat kebijakan mulai berbicara tentang dunia dalam kekacauan dan bahkan anarki. Kita hidup di dunia yang bergejolak, di mana yang lama dibongkar dan yang baru muncul," ujar Dubes Rizal Sukma.

Baca juga: Menhan: perangi teroris jadi dasar bangun kerja sama Indo-Pasifik
 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Azizah Fitriyanti
Copyright © ANTARA 2019