kalau perlu, dua tahun lagi langsung mengambil sub spesialis
Padang (ANTARA) - Fakultas Kedokteran Universitas Andalas "melahirkan" tujuh orang lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah pada 2019 ditandai dengan penyerahan Surat Keterangan Keahlian (brevet) di Hotel Pangeran Beach Padang, Sabtu.

Tujuh orang itu masing-masing dr. David Ramli, SpJP yang saat ini bertugas di RSUD Raden Mattaher Jambi, dr. Wiza Erlanda, SpJP (RS BMC Padang), dr. Rika Yandriani, SpJP (RSUD M. Natsir Solok).

Kemudian dr. Nani, SpJP (RSUP M. Djamil Padang), dr. Uvitha Yulistin Suchyar, SpJP (RS Yarsi Jakarta), dr. Tommy Daindes, SpJP (RSUD M. Zein Painan), dan dr. Putri Yeantesa,SpJP (RS Awalbros Ujung Batu).

Koordinator Program Studi Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Unand, dr. Masrul Syafri, SP.PD SpJP (K) di Padang, Sabtu menyebut tujuh orang dokter yang mendapatkan brevet itu rata-rata menempuh pendidikan selama lima tahun.

Mereka melengkapi jumlah Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah yang telah dihasilkan FK Unand menjadi 35 orang.

Ia menyebut penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Sementara di Asia Tenggara, kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi pada seperempat dari angka total kematian setiap tahunnya.

Untuk menghadapi besarnya beban global penyakit kardiovaskuler itu, dibutuhkan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.

Ketua Bagian Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Unand, dr. Muhammad Syukri, SpJP mengatakan banyak pengorbanan yang harus diberikan oleh para dokter itu selama menempuh pendidikan. 

Namun ia yakin, pengorbanan itu memberikan hasil yang luar biasa. Dokter yang lulus adalah yang memiliki kemampuan yang mumpuni.

"Kemampuan saja tidak cukup, tapi perlu soft skill dan etika yang harus dipegang dalam hubungan dengan rekan sejawat, maupun saat melayani pasien," katanya.

Ikut hadir dalam penyerahan brevet itu Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Direktur RSUP DR. M. Djamil beserta Direktur Rumah Sakit Se-Sumbar, Kepala Bagian SMF RSUP DR. M. Djamil, Dekan FK Unand.

Sementara itu Guru Besar Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Indonesia, Prof. DR. Dr. Idris Idam, SpJP (K) mendorong agar dokter yang menerima brevet untuk tidak cepat puas, tetapi harus ada keinginan dan upaya untuk terus meningkatkan kemampuan.

"Kalau perlu, dua tahun lagi langsung mengambil sub spesialis," katanya.

Ia berharap dengan terlahirnya dokter spesialis yang baru ini, kebutuhan akan pelayanan terpadu penyakit jantung dan pembuluh darah dapat terpenuhi.

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019