Yerusalem (ANTARA) - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kembali janjinya untuk mencaplok bagian Tepi Barat yang diduduki negara Yahudi itu jika terpilih lagi.

Hal tersebut diungkapkan Netanyahu dalam pidatonya saat menghadiri upacara pembukaan tahun ajaran baru di permukiman Elkana, Tepi Barat, Minggu, waktu setempat.

"Dengan bantuan Tuhan, kami akan memperluas kedaulatan negara Yahudi ke semua permukiman untuk menjadi bagian dari Israel," ujar Netanyahu.

Baca juga: PM Israel bela undang-undang negara Yahudi

Meskipun demikian, ia tidak mengungkapkan kapan akan merealisasikan rencana tersebut.

"Ini tanah kami" ujarnya dalam pidatonya di Elkana.

"Tidak akan ada lagi pemindahan. kami akan membangun Elkana lainnya," kata Netanyahu, seperti dikutip dari Reuters.

Beberapa hari sebelum pemilihan umum Israel pada bulan April, Netanyahu, ketua partai sayap kanan, Likud, membuat janji serupa untuk mencaplok bagian dari Tepi Barat yang diduduki Israel.

Namun, setelah pemungutan suara ia gagal membentuk kekuasan mayoritas di parlemen dan negara itu akan mengadakan pemilihan baru pada 17 September.

Saat ini, Palestina berusaha menjadikan wilayah Tepi Barat bagian dari negara masa depan yang akan mencakup Jalur Gaza dan menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Israel merebut wilayah Tepi Barat pada tahun 1967 dan memindahkan pasukan serta pemukim dari Gaza pada tahun 2005.

Baca juga: Istri Netanyahu akui perbuatan kriminal terkait kasus katering

Setelah puluhan tahun membangun permukiman, lebih dari 400.000 warga Israel sekarang tinggal di Tepi Barat.

Sementara populasi Palestina yang tinggal di Tepi Barat mencapai 2,9 juta, berdasarkan Biro Statistik Palestina.

Selain itu, 212.000 pemukim Israel tinggal di Yerusalem Timur, menurut Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan.

Palestina dan banyak negara menyatakan, konvensi Jenewa melarang permukiman dibangun di atas tanah yang direbut dalam perang. Namun Israel membantah hal tersebut, mereka menyebut pembangunan permukiman untuk kebutuhan keamanan, historis, dan politis.

Baca juga: Calon presiden AS sebut Netanyahu "rasis"

Sumber: Reuters

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019