Nilai ekspor komoditas timah pada Juli 2019 turun 49,08 persen, sedangkan ekspor komoditas nontimah naik 27,54 persen.
Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat Singapura masih menjadi negara tujuan utama ekspor timah Babel, dengan sekitar 53,51 persen ekspor timah pada Januari hingga Juli 2019 dikirim ke Negeri Singa Putih tersebut.

"Nilai ekspor komoditas timah pada Juli 2019 turun 49,08 persen, sedangkan ekspor komoditas nontimah naik 27,54 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Senin.

Ia mengatakan ekspor Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada Juli 2019 turun 36,87 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya karena turunnya ekspor timah 49,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

"Singapura masih menjadi negara tujuan ekspor timah daerah ini, jika dibanding Januari-Juli 2018, ekspor timah ke Singapura pada tahun ini meningkat sekitar
84,09 persen," katanya.

Baca juga: Gubernur sebut pertumbuhan ekonomi Babel masih bergantung pada timah

Selanjutnya, negara tujuan ekspor timah Bangka Belitung India, Jepang, Korea Selatan dan Belanda berada dalam lima negara tujuan utama ekspor timah pada Januari-Juli tahun 2019. Peran keempat negara berkisar antara 5,91 persen hingga 12,36 persen.

"Lima negara utama tujuan ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berperan sebesar 89,68 persen," katanya.

Menurut dia ekspor nontimah Januari-Juli 2019 didominasi oleh bahan bakar mineral. Nilai ekspor bahan bakar mineral pada Juli 2019 sebesar US$9,9 juta sehingga akumulasi tujuh bulan pertama tahun 2019 menjadi US$79,2 juta atau 43,34 persen dari jumlah ekspor nontimah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

"Nilai ini menurun sebesar 23,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya," ujarnya.

Ia menambahkan secara keseluruhan nilai ekspor 5 komoditas terbesar bila dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya mengalami penurunan. Nilai ekspor lemak dan minyak hewan nabati Januari-Juli 2019 menurun 5,48 persen, dimana peran komoditas ini menjadi 41,25 persen.

"Nilai ekspor produk karet dan barang dari karet (HS 40) secara kumulatif turun sebesar 19,92 persen, nilai ekspor ikan dan udang menurun sebesar 24,16 persen dan nilai ekspor lada yang termasuk golongan HS 09 juga menurun sebesar 28,69 persen dengan peran sebesar 2,80 persen," katanya.

Baca juga: Transaksi timah murni di Bursa BKDI capai 7.823 miliar dolar AS

Pewarta: Aprionis
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019