Seperti karet di Sumatera Selatan, coklat di Sulawesi, semua sudah dipetakan, tinggal kita kreatif
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komite Ekonomi Industri Nasional (KEIN) Benny Pasaribu menginginkan kebijakan pemerintah dapat mengembangkan industrialisasi secara berkualitas pada berbagai komoditas yang memang sudah punya akar historis di Nusantara.

"Akan lebih bagus bila fokusnya peningkatan daya saing komoditas yang punya akar historis dengan masyarakat di pedesaan, sehingga seperti punya DNA untuk mengolahnya, seperti kopi di Gayo," kata Benny Pasaribu dalam acara bincang-bincang di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, dengan memilih produk yang sudah mengakar di suatu daerah, maka ke depannya juga akan lebih mudah untuk mengindustrialisasikan produk unggulan lokal tersebut.

Dengan kata lain, Benny mengemukakan bahwa bila ingin berdaya saing secara global, maka hal yang perlu dioptimalkan adalah berbagai produk lokal yang sudah "mendarah daging" dengan warga.

"Seperti karet di Sumatera Selatan, coklat di Sulawesi, semua sudah dipetakan, tinggal kita kreatif untuk mengindustrialisasikannya," ucap Benny.

Selain itu, Benny juga menginginkan adanya insentif yang memadai agar semakin banyak pihak yang mau melajukan industrialisasi tersebut.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) Rachmi Hertanti mengingatkan kebijakan pemerintah dapat berfokus pada sektor produksi domestik yang tidak bergantung kepada bahan baku dari luar negeri untuk melesatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Kami memandang, fokus penguatan sektor produksi harus tetap dilakukan, tetapi sektor produksi yang tidak bergantung pada faktor eksternal," katanya.

Menurut Rachmi, kebijakan untuk berfokus kepada penguatan sektor produksi tersebut juga harus benar-benar selaras dengan regulasi pengelolaan terhadap impor yang harus dilakukan secara ketat.

Baca juga: KEIN minta pemerintah berani terapkan restriksi UMKM
Baca juga: HNSI siapkan konsep industrialisasi nelayan secara lengkap
Baca juga: Indonesia dinilai perlu belajar dari Korsel dorong industrialisasi

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019