Melbourne (ANTARA) - Angin kencang memperparah kebakaran hutan di dua negara bagian Australia pada Senin, dengan kobaran api secara tak terkendali melalap ribuan hektar lahan, menurut petugas kebakaran.

Tiupan angin keras juga berdampak pada beberapa penerbangan menuju Bandara Sydney. Salah satu landasan pacu bandara tersibuk di negara itu ditutup selama tiga jam pada Senin pagi, menurut keterangan perusahaan layanan industri penerbangan milik pemerintah, Air Services Australia.

Kebakaran hutan terjadi lebih awal dari biasanya di negara bagian Queensland dan New South Wales, pada musim semi di belahan bumi selatan. Kejadian itu memicu peringatan dari dinas kebakaran menjelang musim panas, yang berlangsung dari Desember hingga Februari.

Baca juga: Pantai timur Australia berjuang hadap lebih 100 kebakaran hutan
 
Para petugas pemadam kebakaran dan penanganan darurat berjuang menguasai kebakaran hutan di dekat sebuah rumah di Kota Canungra di South East Queensland, Australia, pada Jumat (6/9/2019). ANTARA/Regi Varghese/AAP/via REUTERS/TM


"Majunya musim panas ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Neil Gallant, wakil komisaris Layanan Darurat dan Kebakaran Queensland, menyusul dua tahun kemarau yang menyebabkan sebagian wilayah negara mengalami kekeringan.

"Tetapi jika seperti sekarang ini, kami benar-benar khawatir bahwa selama beberapa bulan ke depan kami tidak akan mendapat jeda dari kondisi kebakaran hutan saat ini," katanya kepada Australian Broadcasting Corp (ABC) TV.

Badan Meteorologi memperingatkan angin kencang dengan kecepatan sekitar 90 km per jam kemungkinan muncul di sepanjang pantai timur New South Wales selama Senin. Angin diperkirakan akan mereda pada Selasa.

Sumber: Reuters

Baca juga: Lebih 100 rumah habis akibat kebakaran hutan di Australia

Baca juga: Saat api berkobar, suku asli Amazon berdoa minta perlindungan


 

7 hari belum padam, Koltim tanggap darurat karhutla

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019