Jakarta (ANTARA) - Konsultan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan World Economy Forum (WEF) Shirley Santoso menyarankan perlunya mengundang investor asing untuk berinvestasi untuk memproduksi bahan baku industri tekstil agar tidak terlalu bergantung pada impor bahan baku dalam rangka mewujudkan implementasi Making Indonesia 4.0.

"Dari sisi perbaikan kebutuhan bahan bakunya, perlu upaya menarik minat investor asing untuk menanamkan modal agar dapat menghasilkan bahan baku tekstil di dalam negeri," ujar Shirley Santoso dalam wawancara dengan Antara di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan, tantangan yang dihadapi oleh industri tekstil Indonesia saat ini adalah masih tergantung pada kebutuhan bahan baku impor. Meskipun, kebutuhan bahan baku tersebut masih bisa diimbangi dengan ekspor pakaian jadi dalam jumlah tinggi.

Menurut Shirley Santoso, pada industri pakaian jadi sesungguhnya banyak perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang sudah menerapkan teknologi industri 4.0, sehingga bisa mengangkat perusahaan-perusahaan lainnya untuk sama-sama maju.

"Misalkan dari sisi skill set, perusahaan-perusahaan besar sudah bekerja sama dengan politeknik guna membangun skill set-nya agar bisa terpakai," katanya.

Dengan begitu, industri teksti Indonesia diharapkan tidak hanya memperbaiki kebutuhan bahan baku dan mengangkat perusahaan-perusahaan lainnya, tetapi juga harus bisa memproduksi pakaian dasar ke pakaian fungsional atau functional clothing.

"Hal ini perlu dilakukan supaya Indonesia bisa menjadi produsen tekstil dan pakaian jadi yang memiliki nilai tambah atau value added di mana harga bahan tekstil dan pakaian jadi yang diproduksinya jauh lebih tinggi serta berteknologi canggih," ujar Shirley Santoso.

Industri tekstil merupakan salah satu dari kelima sektor industri yang menjadi fokus utama peta jalan industri Making Indonesia 4.0 yang diluncurkan oleh Kementerian Perindustrian.

Strategi penerapan industri 4.0 untuk industri tersebut, salah satunya dengan meningkatkan kemampuan di sektor hulu, fokus pada produksi serat kimiawi dan bahan pakaian dengan biaya yang lebih rendah dan berkualitas tinggi untuk meningkatkan daya saing di pasar global.

Baca juga: Implementasi 4.0 di industri pangan butuh kerja sama semua stakeholder
Baca juga: Konsultan Kemenperin minta industri 4.0 dijalankan dari hulu ke hilir

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019