pengguna jasa transportasi hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca
Ambon (ANTARA) - Stasiun Meteorologi Pattimura BMKG Ambon memperingatkan agar masyarakat mewaspadai gelombang tinggi mencapai 2,5 meter membayangi sejumlah perairan di Maluku pada beberapa hari ke depan.

Kepala Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar yang dikonfirmasi di Ambon, Minggu, mengatakan, gelombang mencapai 2,5 meter itu berpeluang terjadi di Laut Seram, Laut Banda, perairan Kepulauan Kei, Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Sermata, Leti hingga Kepulauan Tanimbar dan Laut Arafuru.

Tinggi gelombang tersebut dipengaruhi angin yang umumnya bertiup dari arah Timur ke Tenggara dengan kecepatan terbesar 25 knot (46 Km per jam). Sedangkan, suhu bervariasi yakni 22 - 31 derajat Celsius dan kelembaban 65 - 95 persen.

Baca juga: Pusat tekanan rendah di Samudra Pasifik berdampak gelombang tinggi


Menurut Ot, para nelayan telah diimbau mewaspadai gelombang tinggi dan angin kencang tersebut agar jangan memaksakan diri melaut dengan mengandalkan armada tradisional.

Armada tradisional tidak kuat menahan kondisi cuaca tersebut, apalagi sewaktu-waktu terjadi perubahan kecepatan angin sehingga mempengaruhi tinggi gelombang.

Dia mengemukakan, imbauan kondisi cuaca juga disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sembilan kabupaten dan dua kota di Maluku, termasuk para bupati maupun wali kota.

Bila terjadi kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

"Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan," ujar Ot.


Baca juga: BMKG: Waspadai gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia
 

Pewarta: Alex Sariwating
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019