Palembang (ANTARA) - Demonstrasi ribuan mahasiswa di depan gerbang Kantor DPRD Sumatera Selatan, Selasa diwarnai kericuhan dan memaksa petugas kepolisian menembakkan gas air mata serta water canon.

Unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai tiba-tiba terjadi pecah barisan antara kelompok mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang dan kelompok kampus lainnya, sekitar pukul 13.30 WIB mahasiswa UIN diminta bergabung, namun tiba-tiba terjadi kericuhan.

Baca juga: Ribuan mahasiswa blokir jalan di depan DPRD Sumsel

Mahasiswa merangsek ke barisan polisi diikuti aksi pelemparan botol, batu bata, dan benda-benda lainnya, kemudian barisan mahasiswa terpecah setelah polisi menembakkan water canon dan gas air mata.

Karangan bunga yang berada di sepanjang pagar pun tak luput dari pengrusakan oleh mahasiswa, mereka menggunakan kayu karangan bunga untuk menghalau petugas kepolisian.

Baca juga: Ribuan mahasiswa berbagai perguruan tinggi demo di DPRD Sumsel

Sebagian mahasiswa berlari mundur ke arah simpang lima DPRD hingga menyebabkan lalu lintas kendaraan bermotor terhenti karena simpang tersebut termasuk jalan protokol di Kota Palembang.

Akibat kericuhan beberapa anggota kepolisian harus mendapat perawatan pasca-menghalau mahasiswa, sedangkan dari mahasiswa juga dilaporkan ada yang mengalami luka-luka.
Mahasiswa berhamburan hingga menutupi simpang lima DPRD Sumsel, Selasa (24/9) (ANTARA/Aziz Munajar/19)


Anggota kepolisian nampak mengamankan seorang diduga mahasiswa dan membawanya masuk ke arah gedung DPRD Sumsel.

Sekitar 30 menit kemudian suasana mereda dan mahasiswa kembali menyatu dalam barisan semula, namun kelompok mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang masih memisahkan diri di belakang barisan polisi.

Baca juga: Gubernur Sumsel berani mundur jika tuntutan mahasiswa tak terpenuhi
​​​​​​
Kericuhan juga bertepatan dengan pelantikan anggota DPRD Sumsel periode 2019-2024 yang dilantik pukul 14.00 WIB, semua tamu dan undangan pun terpaksa melewati pintu samping gedung DPRD Sumsel.

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019