Bangkok (ANTARA News)- Panglima militer Thailand Jendral Anupong Paojinda , Rabu membantah bahwa militer sedang berencana akan melakukan kudeta setelah seorang jendral penting bergabung dengan protes anti pemerintah. "Militer tidak akan melakukan kudeta. Masalah-masalah politik harus diselesaikan melalui politik, dan kudeta tidak akan menyelesaikan satu masalah," kata Anupong kepada wartawan. Kekuatiran akan terjadi kudeta melanda Bangkok sejak para pemrotes royalis dari Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) mulai melancarkan unjukrasa-unjukrasa anti pemerintah setiap hari hampir tujuh minggu lalu. Walaupun unjukrasa-unjukrasa umumnya kecil, pengaruh mereka besar karena mereka dianggap mencerminkan opini kaum elit Thailand. Protes-protes yang dipimpin PAD tahun 2006 terhadap Perdana Menteri (waktu itu) Thaksin Shinawatra, yang menimbulkan ketidakstabilan politik yang berakhir pada kudeta yang dilakukan militer terhadap pemerintahnya. Kekuatiran akan terjadi kudeta baru muncul setelah salah seorang dari para penasehat penting militer Jenderal Phathompong Kasornsuk, tampil dengan seragam lengkap Selasa petang di panggung PAD. Phathompong, pansehat penting Komando Tertinggi militer, mengecam keras PM Samak Sundaravej karena mendukung usaha Kamboja bagi sebuah kuil Hindu yang disengketakan untuk menerima status Warisan Dunia dari badan kebudayaan PBB. "Setiap orang mengecam pemerintah dukungan junta, menyebut mereka diktator, tetapi pemerintah junta tidak pernah melakukan apapun yang buruk seperti ini. Bagaimana pemerintah yang dipilih dapat melakukan hal seperti itu?" kata Phathompong yang dikutip media Thailand. Phathompong tidak banyak punya pengaruh ketimbang Anupong, tetapi kehadirannya dalam unjukrasa itu mengejutkan masyarakat karena ia melanggar sikap netral militer. PAD mendesak pengunduran diri Samak, dan juga ingin membatalkan sebagian besar hasil pemilihan parlemen, yang membuat 70 persen kursi diisi melalui satu proses pengangkatan yang tidak jelas, demikian AFP.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008