Bamako, Mali (ANTARA) - Sedikitnya 25 prajurit Mali tewas dan 60 lagi telah hilang setelah tersangka gerilyawan yang memiliki hubungan dengan Alqaida menyerang dua kamp militer di Mali Tengah pada Senin (30/9), kata pemerintah.

"Di antara jajaran profesional FAMA (Angkatan Bersenjata Mali) ialah 25 orang tewas, dan empat cedera --sementara sebanyak 60 lagi hilang dan banyak perlengkapan hilang," kata pemerintah di dalam satu pernyataan pada Selasa (1/10).

Media lokal mengatakan beberapa pos militer di Boulkessi dan Mondoro menjadi sasaran dalam serangan paling akhir tahun ini, yang didalangi oleh kelompok gerilyawan yang memiliki hubungan dengan Alqaida.

Baca juga: Serangan kamp militer di Mali tewaskan puluhan tentara

Pernyataan tersebut mengatakan militer melancarkan operasi gabungan bersama pasukan dari negara tetangga, Burkina Faso, yang didukung oleh tentara Prancis yang ditempatkan di wilayah itu, demikian laporan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.

Kerusuhan meletus di Mali pada 2012, setelah kudeta yang gagal dan aksi perlawanan kaum Tuareg yang akhirnya memungkinkan kelompok gerilyawan yang memiliki hubungan dengan Alqaida merebut separuh wilayah utara negeri tersebut.

Baca juga: Bom rakitan yang terlindas bus di Mali tewaskan 14 orang

Pada 2015, kesepakatan perdamaian dicapai antara pemerintah dan beberapa kelompok gerilyawan.

Pertikaian politik dan masyarakat terus menyulut ketegangan di Mali Utara, sehingga merusak pelaksanaan kesepakatan perdamaian.

Sejak 2015, serangan itu telah menyebar ke Mali Selatan dan Tengah dan negara tetangganya di Afrika Barat, terutama Burkina Faso dan Niger.

Baca juga: Serangan di Mali tewaskan 11 tentara

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019