Kupang (ANTARA) - Plan Indonesia menilai bahwa keberpihakan media terhadap berbagai isu anak di Indonesia masih sangat minim sekali.

"Media menuliskan, atau meng-cover isu perempuan dengan basis gender. Tidak perlu menuliskan soal cantiknya, tidak perlu disebutkan soal bagaimana perempuan berpakaian, tetapi harusnya ditulis bagaimana perempuan harus bisa diposisikan sebagai pemimpin atau menjadi contoh bagi sekitarnya," kata koordinator partisipasi anak-anak dan remaja Plan Indonesia Guster Sihombing di Kupang, Jumat.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan tema umum dari Plan Indonesia memperingati Hari Anak Perempuan Internasional (International Day of Girls/IDG) yang tiap tahun jatuh pada tanggal 11 Oktober.

Oleh karena itu, kata dia Plan dan media harus berdiskusi bersama untuk membicarakan bagaimana meliput isu-isu anak khusus berbasis gender.

"Memang yang kita temui selama ini berbagai pemberitaan lebih banyak disorotnya ke isu-isu lain, padahal banyak sekali isu-isu anak dan pemimpin perempuan yang bisa diangkat," ujar dia.

Namun kata dia, pihaknya tak ingin menyalahkan media, karena isu-isu soal anak itu tidak hanya menjadi perhatian media serta Plan, tetapi semua pihak, mulai dari pemerintah dan penggiat anak.

Sementara itu terkait perhatian pemerintah daerah NTT terhadap isu anak, kata Guster baru beberapa daerah yang mempunyai peraturan soal kabupaten/kota layak anak.

"Nah kita terus mendorong agar hal ini juga diperhatikan oleh pemerintah daerah lain di provinsi berbasis kepulauan itu," tutur dia.

Saat ini ujar dia, baru Kota Kupang dan Kota Maumere di Kabupaten Sikka saja yang sudah ditetapkan sebagai kota layak anak.

Dukungan pemda untuk kabupaten layak anak kata dia akan membantu mengurangi berbagai kasus kekerasan kepada anak perempuan di provinsi berbasis kepulauan itu.

Pelaksanaan sehari menjadi pemimpin juga kata dia adalah bagian dari cara Plan Indonesia untuk mengkampanyekan penolakan terhadap berbagai kasus kekerasan terhadap anak.

 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019