Banyak yang berpikir untuk menjadikan listrik, tapi listriknya mahal. Tidak pernah bisa feasible. Yang feasible itu ketika menjadi pupuk
Makassar (ANTARA) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla menilai rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTs) guna mengurai persoalan sampah di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, membutuhkan investasi yang jauh lebih mahal.

"Kita harapkan Makassar menjadi kota yang bersih. Kalau masalahnya soal sampah, ini kan sebaiknya dijadikan kompos. Banyak yang berpikir untuk menjadikan listrik, tapi listriknya mahal. Tidak pernah bisa feasible. Yang feasible itu ketika menjadi pupuk," ujar JK saat berada di Balai Kota Makassar, Minggu.

Baca juga: Pemulung Bantargebang tidak setuju PLTSa

Ketua PMI ini dalam agenda silaturahim tersebut, menanggapi rencana pembangunan PLTs di Makassar. 

Ia mengatakan pembuatan pupuk kompos jauh lebih murah dibandingkan membuat pembangkit listrik dan itu akan sulit berhasil, bukan hanya di Indonesia tapi di beberapa negara lain juga demikian.

"Dibuat kompos itu biayanya jauh lebih murah, daripada dibuat jadi pembangkit listrik. Kompos lebih bisa berhasil. Di negara lain pun jarang bisa berhasil karena mahal. Lebih baik bikin kompos kemudian listriknya kita beli dengan harga lima sen, tujuh sen. Daripada beli listrik sampah 15 sen itu kemahalan," paparnya.

Mantan menteri bidang ekonomi ini mengemukakan bahwa jangan pernah berpikir kota sebesar Makassar ini bisa menghasilkan listrik melalui sampah, karena pengalaman di negara lain jarang berhasil.

Menurut dia, jauh lebih mudah dan gampang membuat pupuk kompos dan akan jauh lebih menghasilkan dibanding membangun pembangkit listrik tenaga sampah yang mahal.

"Jadi lebih baik dibuat kompos dan listrik dibuat dari tenaga lain. Itu juga jauh lebih mudah dan gampang dibuatnya, itulah harapan saya," ucap Ketua Dewan Masjid Indonesia itu.

Baca juga: UI ajak masyarakat bayar token listrik dari kelola sampah

JK juga berterima kasih kepada semua pihak sudah bekerja sama selama ini, sebab dua pekan ke depan masa jabatannya selesai sebagai Wakil Presiden yang selama ini mendampingi mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono maupun Presiden Joko Widodo.

"Ada yang sering bertanya setelah jadi Wapres mau jadi apa? Saya akan urus sosial, pendidikan, agama, kalau bisa bisnis juga. Mungkin memberikan pandangan bisnis ke pemerintah atau pengusaha muda. Sehingga dapat mendukung dunia bisnis dan usaha," ucapnya.

Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar M Iqbal Samad Suhaeb dalam penyampaiannya mengatakan Pemerintah Kota Makassar berencana membangun PLTs di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) Tamangapa, Antang, Kecamatan Manggala bahkan telah mengundang beberapa investor maupun pihak perusahaan.

Menurutnya, harus ada solusi dalam mengatasi persoalan sampah di Kota Makassar yang kini menjadi perhatian, sebab volume sampah yang masuk ke TPA mencapai sekitar 10 ton per harinya, sehingga hal inilah mendorong untuk dibangun PLTs di lokasi setempat.

Dalam silaturahmi di kantor Balai Kota Makassar hadir, Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi, Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe, Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaeman, Pj Wali Kota Makassar Iqbal Samad Suhaeb serta para camat dan undangan lainnya.

Baca juga: Dirjen: Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah terkendala biaya

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019