Kulon Progo (ANTARA) - Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memberikan bantuan 170 tangki air bersih sejumlah wilayah terdampak kekeringan.

Sekretaris Daerah (Setda) Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, Rabu, mengatakan kegiatan sosial ini merupakan dari peringatan Hari Ulang Tahun ke-68 Kabupaten Kulon Progo.

"Kegiatan sosial ini juga menjadi bentuk empati para pegawai untuk berbagi meringankan beban saudara-saudara kita yang membutuhkan," kata Astungkoro saat menyerahkan bantuan secara simbolis di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pengasih.

Ia mengatakan selama musim kemarau yang berdampak kekeringan ini tersedia 770 tangki air bersih. Dari total tersebut, masih ada 301 tangki yang belum didistribusikan kepada masyarakat. Ketersediaan air bersih ini merupakan bantuan dari berbagai kalangan, mulai dari ASN, BUMD, lembaga, hingga swadaya masyarakat. Sementara itu, khusus HUT ke-68 Kulon Progo, ada 170 tangki.

"Semoga sudah tidak perlu lagi disalurkan seiring datangnya hujan yang diprediksi akan turun di bulan Desember 2019 mendatang," katanya.

Baca juga: PMI DIY distribusikan 2,6 juta liter air bersih atasi kekeringan

Baca juga: ACT DIY gencarkan distribusi air bersih di Gunung Kidul


Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Sidomulyo, Kecamatan Pengasih, Kabul mengatakan desanya terdiri dari 13 pedukuhan dan hampir 50 persen tergantung dengan dropping air bersih. Ada juga masyarakat yang mencari sumber air di sungai-sungai yang masih terdapat airnya.

Adapun total jumlah kepala keluarga (KK) yang mengalami kekurangan air bersih, yakni Pedukuhan Talunombo sebanyak 40 KK, Secang sebanyak 50 KK, Banaran sebanyak 100 KK, Kemaras sebanyak 100 KK, Tabin sebanyak 40 KK, Gondangan sebanyak 60 KK dan Parakan sebanyak 40 KK.

"Dari 13 pedukuhan yang ada di Desa Sidomulyo, dusun yang paling paling parah kekurangan air bersih yakni Banaran da Kemaras," katanya.

Kabul mengatakan Desa Sidomulyo mendapat bantuan pembuatan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (pamsimas) untuk pembangunan jaringan air ke rumah-rumah warga, yakni sebesar Rp400 juta dari APBN dan alokasi dana desa (ADD). Pada 2019 juga ada bantuan pamsimas sebesar Rp200 juta dan ADD Rp50 juta, nampun proses pembuatannya belum selesai.

Saat ini, pamsimas yang sudah aktif ada di bawah Jembatan Sawaking untuk memasok kebutuhan air bersih sebagian warga pedukuhan Parakan, Samaras, Banaran, Secang dan Ngabin.

"Ada dua pamsimas yang sudah berproses, namun pamsimas itu tidak berfungsi, sebab debit airnya kecil," katanya.*

Baca juga: BMKG: sejumlah wilayah di DIY berstatus Awas potensi kekeringan

Baca juga: Antisipasi kekeringan Gunung Kidul siapkan 600 tangki air bersih

Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019