Ambon (ANTARA) - Posko tanggap darurat bencana gempa di Desa Liang, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon), Kabupaten Maluku Tengah masih kekurangan terpal untuk tenda 3.036 kepala keluarga (KK) yang masih bertahan di lokasi pengungsian.

Ali Rachman Pary, petugas pangkalan data posko tanggap darurat bencana gempa Desa Liang, Rabu, mengatakan saat ini pihaknya masih kekurangan terpal untuk dibagikan kepada 3.036 KK yang masih mengungsi di kawasan dataran tinggi.

"Kebutuhan utama pengungsi adalah terpal karena sejak gempa pertama di sini tiap malam hujan terus dan banyak tenda pengungsi yang bocor, masih kurang sekitar 3.036," katanya.

Baca juga: Penjabat Sekda tinjau korban gempa di Passo

Menurut Ali, sehari setelah gempa bumi magnitudo 6,5 mengguncang Pulau Ambon pada 26 September 2019 sedikitnya ada 243 terpal yang disalurkan ke poskonya. Bantuan dari berbagai pihak itu telah habis dibagikan kepada pengungsi.

Pengungsi yang mendapatkan bantuan terpal, diprioritaskan kepada mereka yang rumahnya rusak, pengungsi yang memiliki bayi dan balita, juga orang lanjut usia.

"Di sini ada 70 bayi berusia nol hingga 11 bulan, 486 balita usia satu hingga lima tahun dan 510 orang lansia. Pembagian terpal diutamakan kepada pengungsi yang rentan, masih banyak yang masuk dalam daftar tunggu penyaluran berikutnya," ucapnya.

Desa Liang dengan jumlah penduduk sebanyak 17.471 jiwa yang terbagi ke dalam 3.279 KK, merupakan satu dari dua desa di Pulau Ambon yang terdampak parah gempa tektonik magnitudo 6,5.

Data sementara yang diakses dari posko tanggap darurat bencana setempat, sedikitnya ada enam orang warga Liang yang meninggal dunia, sembilan luka berat dan 72 orang lainnya luka ringan akibat gempa tersebut.

Selain itu, 670 rumah warga rusak berat, 455 rusak sedang dan 525 rusak ringan, serta 11 bangunan sekolah, dua masjid dan satu mushala juga mengalami kerusakan.

Baca juga: Gempa bermagnitudo 5,2 terjadi di Pulau Ambon

"Warga yang rumahnya tidak rusak juga ikut mengungsi karena guncangan gempa-gempa susulan masih terasa, banyak rumah warga yang sebelumnya hanya rusak ringan berubah menjadi rusak sedang," ujar Ali.

Selain terpal, kata dia kebutuhan dasar tanggap darurat di poskonya meliputi makanan siap saji, selimut, beras, keperluan bayi, pembalut wanita, kain sarung, tikar, kain untuk anak kecil, lampu LED, air mineral dan kantong plastik kresek.

Saat ini stok bantuan yang ada di posko hanya beras, mi instan, air mineral dan popok bayi .

"Ada empat kebutuhan prioritas pengungsi di sini, terpal, selimut, tikar dan lampu LED. Katanya stok terpal di Ambon saat ini juga lagi habis, mungkin itu yang menyebabkan bantuan terpal juga kurang," imbuh Ali.

Abiyyu Febi Diwangkoro, Coorporate Communication Astra Motor Makassar yang ditemui saat menyalurkan bantuan ke posko tanggap bencana gempa di Desa Liang, mengatakan semula pihaknya berniat membawa bantuan terpal ke sana.

Tapi karena tidak bisa menemukan toko yang masih menjual barang tersebut, bantuan terpal dialihkan ke barang lain.

"Kemarin kami keliling mencari terpal tapi nggak dapat. Semua toko yang kami datangi stok terpalnya habis, jadi barangnya kami ganti ke yang lain," ucap Abiyyu.

Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019