Depok (ANTARA) - Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (Pengmas FKM UI) menggagas kampung dan sekolah siaga bencana di Pandeglang, Banten sebagai upaya mengelola kesiapsiagaan warga di dalam menghadapi bencana.

Ketua Tim Pengmas FKM UI Prof. Fatma Lestari di kampus UI Depok, Jumat mengatakan program ini merupakan wadah kontribusi UI di dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk menginformasikan terkait pengelolaan risiko bencana.

"Kami melibatkan tenaga ahli dan sangat berpengalaman dalam hal kebencanaan dan kesiapsiagaan berjumlah 15 orang yang langsung membagikan pengalaman dan memberikan gambaran terkait potensi bencana yang mungkin akan dihadapi warga," katanya.

Baca juga: Antisipasi bencana, Vokasi UI ingatkan pentingnya kelola arsip vital

Sebanyak 50 peserta pelatihan Kampung Siaga hadir. Mereka berasal dari warga sekitar dengan berbagai profesi seperti tokoh masyarakat, bidan, pemuda karang taruna hadir dalam program pelatihan kesiapsiagaan tersebut.

Sedangkan pada pelatihan Sekolah Siaga Bencana, dihadiri total peserta sebanyak 51 siswa/siswi dari perwakilan sekolah SMP Negeri 3 Labuan, MA. Masyariqul Anwar, SMAN 3 Pandeglang dan SMKN 3 Pandeglang.

Menurut dia program tersebut diberikan berupa edukasi kebencanaan yang terdiri dari pelatihan bantuan hidup dasar, dan pemindahan korban kepada warga desa.

Selain itu, tim Pengmas juga melakukan praktek simulasi secara langsung ketika terjadi suatu bencana.

Ia mengatakan kesiapsiagaan bencana ini tidak hanya menyasar warga desa, kami juga menyiapkan program pelatihan yang disiapkan bagi para perwakilan Sekolah, sehingga diharapkan terbentuk Sekolah Siaga Bencana.

Sekolah menjadi sasaran program dengan harapan meningkatnya kesadaran dan persiapan mitra sekolah melalui pembangunan/peningkatan kapasitas dalam menghadapi bencana. Tim Pengmas FKM UI juga berupaya membangun dan membuat seluruh sekolah mitra di Desa Banyubiru Kecamatan Labuan Kabupaten Lebak menjadi aktif dalam pengelolaan pengurangan risiko bencana.

"Tidak hanya berbagi ilmu dan praktek langsung, kami juga turut memperlengkapi warga dan sekolah berupa tandu, responder bag (tas P3K), papan bidai dan mitela, serta neck collar. Diharapkan, perlengkapan ini juga mampu mendukung kesiapsiagaan warga dalam menghadapi bencana, serta meminimalisir risiko bencana," ujarnya.

Baca juga: 269 mahasiswa FKM UI belajar lapangan di Bogor
 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019