Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meyakini masyarakat Indonesia mengetahui situasi yang sebenarnya, menyoal adanya anggapan penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto merupakan rekayasa.

"Masyarakat tahu situasionalnya. Hanya Hanum Rais yang tidak percaya," kata Hasto, di Jakarta, Senin, saat ditanya adanya anggapan rekayasa atas insiden penyerangan Wiranto.

Baca juga: Peneliti: Anggapan rekayasa aksi teror dipengaruhi stigma politik

Baca juga: Penusukan Wiranto tak buat Luhut takut temui masyarakat

Baca juga: Pastikan bukan rekayasa, La Nyalla: Mana ada yang mau ditikam

Baca juga: Boni Hargens kritisi parpol dalam melawan gerakan radikalisme


Hasto menyampaikan hal itu, usai menjenguk Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto.

Hasto menegaskan Wiranto sebagai Menko Polhukam adalah sosok yang menjadi simbol kebijakan terkait dengan politik, hukum, dan keamanan di Indonesia.

Jadi, kata dia, insiden yang menimpa Wiranto merupakan "national warning" bagi seluruh masyarakat untuk menjaga aspek keamanan dan ketenteraman masyarakat.

"Berbagai upaya yang melakukan perlawanan terhadap negara dan simbol-simbol negara tidak boleh dibiarkan," kata Hasto.

Sebelumnya, organisasi relawan Jam'iyyah Joko Widodo-Ma'ruf melaporkan Hanum Rais ke Bareskrim Polri terkait dengan cuitan Hanum di Twitter yang menyebut penusukan Wiranto seting-an dan "play victim". Namun, cuitan itu sudah dihapus.

Hanum Salsabiela Rais mengklaim bahwa cuitannya soal kasus penusukan terhadap Menko Polhukam Wiranto, terhapus.

"Kehapus. Saya hanya menyampaikan betapa masyarakat sekarang susah memahami mana yang harus dipercayai. Dan itu sangat mengkhawatirkan," kata Hanum di atas tangkapan layar dari cuitannya yang terhapus, Kamis (10/10).

Menkopolhukam sekaligus Ketua Umum PP PBSI Wiranto diserang oleh orang tidak dikenal saat melakukan kunjungan kerja di daerah Pandeglang, Banten pada Kamis (10/10) siang.

Akibat penyerangan tersebut, Wiranto dikabarkan terkena dua tusukan di perut dan sempat dirawat di RSUD Berkah, Pandeglang, sebelum dirujuk ke RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019