Denpasar (ANTARA) - Kapolda Bali, Irjen. Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, M.M., mengatakan bahwa pihaknya bersama Densus 88 dan Satgas CTOC Polda Bali, telah melakukan pemantauan terhadap dua orang terduga teroris di wilayah Bali.

"Sudah diikuti, diobservasi lima bulan anggota saya melakukan pemantauan, tujuannya pre-emtif strike tapi tentunya lakukan kegiatan itu harus juga proses dengan criminal justice system, harus kita dukung alat bukti jadi ini tidak seperti kita bermain film," kata Irjen. Pol. Dr. Drs. Petrus Reinhard Golose, di Mapolda Bali, Denpasar, Senin.

Ia mengatakan bahwa ada beberapa teori yang harus dilakukan, lalu ada kegiatan-kegiatan operasi kepolisian yang dilakukan, ada kegiatan-kegiatan yang harus dicari dalam rangka pengumpulan barang bukti ini.

"Mereka sudah diserahkan bersama-sama melakukan penyelidikan apa yang sudah dibuat di Polda karena berkaitan dengan jaringan Abu Rara, dan juga ada beberapa tempat di Indonesia sehingga penyelidikannya dilakukan paralel," jelasnya.

Baca juga: Kapolda Bali: Terduga teroris di Bali bagian jaringan Abu Rara

Baca juga: Densus 88 dan CTOC dalami kasus terduga pelaku teroris di Bali

Baca juga: Polda cegah teroris masuk Pulau Bali


Petrus Reinhard Golose menjelaskan jika Ia langsung memberikan perintah karena target (terduga teroris) sudah termonitor kalau target baru melakukan observasi-observasi dan menyiapkan busur, panah dan sebagainya.

"Karena kalau berbicara jaringan ini betul-betul dibuka, sehingga pengungkapannya harus komprehensif tidak parsial. Kuncinya jaringan teror ini di samping kegiatan langsung perbuatan teror, mereka juga mengikuti di medsos," katanya.

"Tim yang kita pantau, mereka ada grup namanya "menanti Imam Al-Mahdi", jadi ini sebenarnya tidak masalah orang memuat grup tapi mengencourage orang, mendorong orang, mendorong jaringannya, mendorong suporternya, mendorong sel-sel yang seharusnya tidak aktif untuk teror," katanya.

Saat ini Polri bekerja sama dengan TNI dan seluruh stakeholders serta semua elemen masyarakat.

"Mari kita hilangkan, perbuatan-perbuatan yang kira-kira bisa menganggu keamanan, kenyamanan dari rakyat kita sendiri. Kita berpikir untuk maju, kita akan merayakan lagi Sumpah Pemuda, kita sudah lewat proses-proses bernegara, tidak ada ideologi lain, tidak boleh lagi ada bentuk negara lain, NKRI dengan ideologi Pancasila, UUD 1945 itu poinnya," tegasnya.

Pihaknya juga menegaskan bahwa pengamanan telah dilakukan setiap hari. Hal ini juga didasari karena sering adanya kunjungan tamu-tamu baik dalam maupun luar negeri.

"Apalagi sekarang banyak sekali kegiatan yang datang bukan cuma VIP, tetap kita menjaga dan tetap setiap hari kita siaga," ucapnya.

Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019