Surabaya (ANTARA) - Meseum 10 Nopember yang berlokasi di Jalan Pahlawan, Krembangan Selatan, Kota Surabaya, Jawa Timur, kini dilengkapi teknologi modern berupa hologram yang bisa menampilkan visualisasi tiga dimensi untuk menjelaskan dokumenter sejarah.

"Teknologi ini mulai dipasang di Museum 10 Nopember akhir September 2019 dengan tujuan untuk menarik pengunjung datang," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tugu Pahlawan, Museum, Balai Pemuda dan THR, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Surabaya, Rusdi Ismet di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, selama ini ada stigma, saat ke museum pengunjung hanya datang, lihat koleksi kemudian pulang. Namun, dengan adanya hologram, bisa menjadi media interaktif bagi pengunjung untuk bertanya kepada pemandunya.

Penyajian hologram selain visualisinya tiga dimensi, juga ada sumber suara yang menarasikan cerita. Di Museum 10 Nopember, hologram menceritakan tentang pembangunan Monumen 10 Nopember.

"Siapa yang membangun Tugu Pahlawan, kenapa di dalamnya ada tingkatan 11, serta mengapa dibangun dengan konsep paku terbalik," kata Rusdi.

Baca juga: 800 benda bersejarah lengkapi koleksi Museum Pendidikan Surabaya

Baca juga: Minarti dan Alan sumbangkan raket untuk museum olahraga Surabaya


Rusdi menilai pemasangan hologram di museum 10 Nopember pertama kalinya di Indonesia. Nantinya, ia menginginkan, konten yang ada di hologram bercerita banyak hal tentang perjuangan.

"Ke depan sesuai arahan Bu Wali Kota, tehnologi digital akan terus dikembangkan di museum-museum yang ada di Kota Surabaya," katanya.

Pengembangan teknologi lainnya yang diharapkan bisa dipasang pada museum yang ada di kota Surabaya, seperti pengggunaan Teknologi Augmented Reality. Teknologi ini telah diterapkan di Museum Fosil, Jerman.

"Dengan teknologi yang diterapkan pada perangkat mobile berbasis android ini, ketika kamera ponsel diarahkan ke zona fosil, maka akan kelihatan hidup. Dengan cara ini, diharapkan bisa menarik pengunjung datang," kata Rusdi.

Diketahui Museum 10 Nopember didirikan untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia mempertahankan kemerdekaan pada pertempuran 10 November 1945 silam. Desain ruangan dari eksterior dan interiornya unik.

Museum 10 Nopember yang berada di kawasan Tugu Pahlawan memiliki luas sekitar 1.000 meter persegi, seperlima dari lahan Tugu Pahlawan. Secara keseluruhan museum terdiri dari dua lantai. Disamping auditorium, juga terdapat ruang pamer senjata dan ruangan khusus yang menampilkan dokumentasi selama masa perjuangan.

Selain itu, di dalam museum, terdapat sejumlah koleksi menarik, seperti diorama, peralatan tempur, topi KNIL hingga benda-benda peninggalan Bung Tomo.

Rusdi menyampaikan bahwa museum tiap hari buka, muai pukul 08.00–16.00 WIB. Berdasarkan data kunjungan, setiap hari jumlah wisatawan yang berkunjung ke museum rata-rata sekitar seribu orang.

"Sebulan, sekitar 30 ribu orang yang berkunjung ke sini (museum), paling ramai di hari Sabtu dan Minggu. Selain wisatawan domestik, sejumlah wisatawan manca negara juga kerap berkunjung, seperti dari Jepang, Korea, dan Belanda," katanya.

Kunjungan wisatawan ke museum meningkat terutama menjelang Peringatan Hari Pahlawan 10 November. Pengunjung yang berstatus pelajar gratis masuk museum, sedangkan untuk pengunjung umum tiket masuknya Rp5.000.

Selain itu, UPTD Museum 10 Nopember juga berencana mendirikan photo booth multi media di dalam museum, untuk menarik kunjungan para wisatawan.

"Selain mempercantik taman yang ada di sekitar museum, juga akan ada photo booth multi media. Sekarang sedang membuat desainnya," katanya.*

Baca juga: Museum olahraga dan pendidikan siap dibangun di Surabaya

Baca juga: Risma siap temui beberapa atlet terkait Museum Olahraga Surabaya

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019