Bandarlampung (ANTARA) - Institute Teknologi Sumatera (ITERA) bersama peneliti Internasional merumuskan teknologi dan infrastruktur ramah lingkungan dalam upayanya mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang diarahkan oleh PBB.

"Seminar Internasional ini diikuti oleh sejumlah peneliti dari luar negeri seperti, Swiss, Jepang, Taiwan, Malaysia, dan Selandia Baru. Agenda simposium ini akan berlangsung dua hari 25-26 Oktober 2019," kata Rektor ITERA Prof. Ofyar Zainuddin Tamin, di Bandarlampung, Jumat.

Ia mengundang peneliti internasional untuk dapat merumuskan atau mencari solusi untuk permasalahan yang berada di Pulau Sumatera.

Menurut dia, kegiatan ini merupakan salah satu upaya dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.

"Selain mendidik dan mengabdi kepada masyarakat, meneliti juga termasuk ke dalam Tridharma itu," katanya.

Baca juga: Itera jadi anggota Liga Kampus Kota Pelabuhan Dunia

Baca juga: BUMN Hadir untuk Negeri resmikan Laboratorium Teknik Itera


Dalam agenda simposium, semua peneliti yang diundang akan memaparkan manajemen kebencanaan dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan.

Tidak hanya itu, mereka juga akan menjelaskan tentang sains, teknologi kelautan, transportasi dan teknik perkeretaapian di masa depan.

Dia menyebutkan, dari 17 poin pembangunan berkelanjutan yang tercantum dalam arahan PBB, hanya ada beberapa poin yang memiliki kesesuaian dengan tujuan Indonesia dalam pembangunan tersebut.

"Poin itu adalah produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, infrastruktur industri dan inovasi, kemitraan untuk mencapai tujuan, energi bersih dan terjangkau, serta kesetaraan gender," katanya.*

Baca juga: Itera mampu ciptakan generasi unggul berdaya saing

Baca juga: Dosen Itera manfaatkan limbah styrofoam sebagai penyaring udara

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019