Bantul (ANTARA) - Kontingen dari provinsi Banten meraih juara umum pada ajang Pekan Olahraga Tradisional Nasional Tahun 2019 yang diselenggarakan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI di kompleks Stadion Sultan Agung Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada 26 dan 27 Oktober.

Panitia Pekan Olahraga Tradisional Nasional (Potradnas) 2019 dari Pemkab Bantul Aris Suharyanta saat dihubungi di Bantul, Senin, mengatakan Banten meraih juara umum dengan dua medali emas dan satu perunggu. Dua emas dari cabor Egrang dan Dagongan, sementara perunggu dari cabor Hadang.

Sedangkan kontingen lain yang memperoleh medali emas dari masing-masing cabor lainnya adalah kontingen Jawa Barat peraih medali emas dari terompah panjang, kemudian Kalimantan Barat untuk cabor Sumpitan dan kontingen DKI Jakarta juara cabor Hadang.

Baca juga: Kemenpora harapkan Potradnas makin membudayakan olahraga tradisional

"Bantul tidak dapat medali apapun, Bantul termasuk tim DIY tidak dapat," kata Aris yang juga Ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI) Bantul.

Ia mengatakan, yang menjadi evaluasi bagi tim Bantul diantaranya karena kurangnya latihan, apalagi federasi tersebut belum lama dibentuk di Bantul, sehingga belum ada persiapan khusus dalam menghadapi kompetisi dua tahunan tersebut.

"Evaluasi kita ya kurangnya latihan, jadi saya selaku Ketua Formi Bantul (atlet) belum kita kumpulkan, apalagi untuk latihan. Jadi karena keterbatasan, cuma 'jawilan' saja, sebelumnya belum ada latihan secara resmi, data atlet pun kita belum punya, kemarin cuma partisipasi saja," katanya.

Meski demikian, Aris yang juga Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bantul ini mengatakan akan mempersiapkan tim yang lebih matang untuk menghadapi kompetisi dua tahunan tersebut, yang tentunga dengan dukungan dan bantuan dari pemerintah daerah dan institusi terkait.

"Iya jelas persiapkan lagi, karena ini (Formi Bantul) baru, kita mau usulkan anggaran di 2020 lewat Disdikpora (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga), nanti kalau sudah ada anggarannya, jelas kita kontinyu akan kita latih seperti di KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)," katanya.

Dia mengatakan, sebab selama ini latihan olahraga tradisional hanya semampunya, karena selain waktu yang terbatas, dana juga terbatas sehingga sebelumnya hanya koordinasi dengan Disdikpora agar menyelenggarakan lomba yang akan dipertandingkan pada Potradnas lalu.

"Lomba-lomba di Bantul kemarin diikuti siswa dari beberapa SMA/SMK dan SMP, kemudian yang juaranya kita minta untuk mewakili. Jadi kontingen Bantul sudah terbaik tetapi memang hasilnya masih jauh ketinggal dengan (kontingen) yang lain," katanya.

Baca juga: Kemenpora harap olahraga tradisional dipertandingkan di PON

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019