Jakarta (ANTARA) - Konsep "one health" yakni upaya kolaborasi antar disiplin ilmu yang bekerja secara lokal, nasional dan global untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi manusia, hewan dan lingkungan diperlukan dalam sektor pertanian, ujar Guru Besar Institut Pertanian Bogor, Prof Bungaran Saragih.

"Sekarang eranya bermitra dengan alam (partnership with nature). Banyak mikroorganisme yang berkembang pesat dan melintasi serta berpengaruh pada banyak sektor, misalnya kesehatan hewan, kesehatan manusia bahkan kesehatan tanah. Perkembangannya sendiri bisa dihambat dengan mengekstrak DNA nya," tutur Menteri Pertanian periode 2001-2004 itu di Bogor, Selasa.

Menurut dia, konsep one health merupakan konsep serta terobosan dalam sains dan teknologi yang memadukan berbagai disiplin ilmu untuk bisa mencegah sakit atau menyehatkan lingkungan berupa hewan, manusia bahkan tanah.

Baca juga: IPB dorong penggunaan mikroba baik untuk pertanian sehat

Oleh karena itu, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan IPB, Prof. drh. Bambang Poerwantara menambahkan, disepakati untuk mengubah paradigma bagaimana mencegah (prevent) supaya sakit tidak terjadi, maka perlu lingkungan, ternak dan masyarakat yang sehat.

"Sehingga muncul konsep One Health yang menjadi bentuk kolaborasi antara berbagai disiplin ilmu dan berdasarkan interaksi antara manusia, hewan dan lingkungan. Contohnya bagaimana praktisi perunggasan (poultry) yang tengah berusaha untuk mengurangi penggunaan antibiotik dalam praktik budidaya unggas," tuturnya dalam One Health Conference.

Untuk itu, menurut dia, melalui One Health Conference diharapkan mampu memberikan langkah strategis untuk implementasi di lapangan.

Baca juga: Mentan: Gowa jadi contoh peningkatan kualitas pertanian Indonesia

Bambang mengatakan, pihaknya mengundang pakar dari Italia dan Belanda yakni Peter Jens dari Biofarma, kemudian Prof Stefano Mazzoleni dan timnya dari University of Naples, Italia, yang telah menemukan The No Self Principle, yang diartikan bahwa pertumbuhan organisme apapun dapat dihambat oleh DNA organisme itu sendiri.

Penemuan dari Prof Stefano dinilai memiliki potensi ilmiah untuk menggantikan berbagai antibiotik yang merugikan di masa mendatang, terutama antibiotik yang dicampur dengan pakan hewan.

"Penemuan-penemuan terbaru ini juga memiliki potensi untuk mengurangi penggunaan pestisida dan fungisida secara signifikan sehingga membantu sektor pertanian Indonesia menjadi “hijau”," katanya.

Selama konferensi, berbagai tantangan untuk agribisnis Indonesia dan semua peserta di sektor pertanian sudah berhasil diidentifikasi, tambahnya, dengan berjalannya diskusi dengan akademisi dan lembaga peneliti Indonesia, diharapkan kegiatan tindak lanjut yang penting untuk kesejahteraan Indonesia, ASEAN, dan petani.

Pewarta: Subagyo
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019