Kemudian tolong dilihat barang-barang yang masih kita impor
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengarahkan sejumlah menteri untuk fokus kepada investasi dan pengembangan industri berorientasi ekspor maupun subtitusi barang impor.

"Saya ingin contoh yang ada di Morowali itu bisa 'dicopy' untuk produk-produk bahan mentah yang selama ini kita ekspor," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas bertopik Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Kemaritiman dan Investasi di Kantor Presiden, Jakarta pada Rabu.

Dia mengangkat salah satu contoh investasi industri berorientasi ekspor di bidang pertambangan yakni bauksit di Morowali, Sulawesi Tengah.

Baca juga: Presiden Jokowi minta hilirisasi produk ekspor dipercepat

Presiden mengatakan industri pengolahan bauksit di Morowali dapat menjadi model bagi industri-industri lain, baik menggandeng BUMN maupun perusahaan swasta, untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau pun bahan jadi.

Kemudian contoh kedua yang diungkap Presiden yakni industri petrokimia di Gresik, Jawa Timur. Jokowi menilai potensi pengembangan industri petrokimia begitu besar.

Dia berharap dengan pengembangan industri itu dapat menekan impor kebutuhan bahan bakar minyak.

"Kemudian tolong dilihat barang-barang yang masih kita impor. Ini agar dicarikan industri yang bisa memproduksi ini sehingga subtitusi barang-barang impor itu bisa kita lakukan, termasuk di dalamnya kaya petrokimia, kilang minyak, juga saya kira bisa. Tolong ini betul-betul dikawal agar kita bisa segera mengejar defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan," ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Baca juga: Presiden targetkan perjanjian tingkatkan ekspor selesai akhir 2020

Presiden juga menekankan upaya peningkatan produksi minyak serta implementasi kebijakan energi baru terbarukan dapat dipercepat melalui industri tersebut.

"Saya minta di Menko Kemaritiman dan Investasi fokus di beberapa hal yang pertama menyiapkan dan membuat program-program terobosan dalam rangka menekan defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan harus kita pastikan bahwa peningkatan investasi terus bisa kita lakukan dan dalam saat yang bersamaan kita juga bisa mengurangi ketergantungan-ketergantungan kepada barang-barang impor khususnya impor BBM yang ini sangat memberikan dampak yang sangat besar terhadap defisit neraca perdagangan maupun defisit perdagangan kita," kata Presiden.

Baca juga: Presiden ingatkan ancaman resesi ekonomi tahun depan

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019