Jakarta (ANTARA) - Perusahaan minyak Saudi Aramco akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO) di pasar utama Tadawul (Saudi Stock Exchange).

Berdasarkan informasi resmi dari Saudi Aramco yang dipantau Antara di Jakarta, Senin, perusahaan BUMN milik Saudi Arabia yang bergerak di sektor migas ini berpotensi memiliki nilai 1,7 triliun dolar As untuk 100 persen sahamnya.

Namun, Amin H. Nasser, selaku President and Chief Executive Officer Saudi Aramco belum menyebutkan secara resmi berapa besar angka nilai saham Saudi Aramco di Saudi Stock Exchange.

Dengan perkiraan valuasi nilai tersebut maka Saudi Aramco bisa menjadi yang terbesar di dunia.

Saudi Aramco sendiri juga memiliki kaitan erat dengan BUMN migas di Indonesia, yaitu kerja sama dengan Pertamina. Hubungan kedua BUMN antar negara tersebut saat ini tengah mengembangkan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Tengah.

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya menyebut keputusan terkait valuasi proyek kerja sama Pertamina dengan Saudi Aramco untuk pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, akan terus didorong agar bisa rampung paling lambat akhir tahun ini.

"Kami upayakan tahun ini kalau bisa sudah ada kesepakatan 'agreement'-nya. Ini sedang kami 'push' (dorong)," kata Erick.

Menurut Erick, masalah tersebut juga telah dibahas dalam pertemuannya dengan Menteri ESDM Arifin Tasrif pada Selasa pagi ini di Kementerian ESDM.

Ia mendorong agar kesepakatan bisa tercapai karena proyek tersebut telah tertunda hingga lima tahun. Meski terus molor, Erick menyebut saat ini belum ada perubahan strategi sehingga kerja sama akan tetap dilanjutkan dengan perusahaan migas asal Arab Saudi itu.


Baca juga: Saudi jual saham Aramco dua triliun dolar AS
Baca juga: Pertamina dan Aramco sepakat lanjutkan kerja sama Kilang Cilacap
Baca juga: Trump dorong Saudi pilih Wall Street untuk IPO Aramco

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019