Bandarlampung (ANTARA) - Juri lomba membatik dalam rangka Gebyar Festival Bandarlampung, Andri Saprianto mengungkapkan untuk memenangkan lomba ini peserta harus bisa memenuhi lima poin yang diberikan oleh tim penilai.

"Ada lima poin penilaian dalam lomba ini yakni keunikan desain batik, kearifan lokal, cantingan, pewarnaan dan kreatifitas," kata Andri di Bandarlampung, Selasa.

Peserta lomba batik dituntut untuk memiliki inovasi dan menuangkan lima poin tersebut ke dalam selembar kain menggunakan canting sehingga menciptakan sebuah motif batik yang apik.

Selain itu, diharapkan peserta mampu mengembangkan motif batik yang ada saat ini, sehingga tercipta suatu desain baru tanpa menghilangkan identitas Lampung di dalamnya.

"Ada 50 peserta yang ikuti lomba membatik dalam rangka Festival Bandarlampung yang digelar selama dua hari," katanya.

Baca juga: Warga ramai hadiri malam puncak pesona kemilau Sai Bumi Ruwa Jurai

Baca juga: Mie Seruit kreasi kuliner tradisional hadir di Festival Karakatau 2019

Baca juga: Kemenpora gelar Festival Kreativitas Indonesia 2019


Sementara itu, ketua TP PKK kota Bandar Lampung Eva Dwiana mengatakan dengan digelarnya lomba membatik ini diharapkan masyarakat, khususnya generasi muda bisa lebih menghargai dan mencintai batik Lampung.

“Ini adalah kegiatan tahunan kita untuk mengangkat batik Lampung. Batik Lampung memiliki ciri khas dari coraknya, bahkan sudah kita promosikan sampai ke tingkat internasional,” katanya.

Bunda Eva sapaan akrabnya, berencana mengusulkan kepada Walikota Herman HN agar hasil karya dari pemenang lomba tersebut dapat digunakan sebagai seragam kedinasan di lingkungan Pemkot Bandarlampung.

"Tadi saya sudah mengusulkan ke Walikota agar desain batik yang terbaik nanti akan dijadikan seragam kedinasan PKK, Dekranasda dan dinas lainnya," ujarnya.*

Baca juga: Di Laweyan-Solo, ajang "Ndalem Gondosuli Batik Week 2" digelar

Baca juga: Gubernur Arinal dorong pengrajin batik Lampung ciptakan kreasi baru

Baca juga: Indramayu pecahkan rekor membatik "complongan" tercepat

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019