Jakarta (ANTARA) -
Azan Dzuhur baru saja selesai berkumandang saat petaka itu datang.

Lantai garasi bercorak kotak abu-abu seketika terhempas setinggi satu meter menimpa tubuh Sabri yang baru selesai menyedot tinja di rumah konsumennya.
 
Warga Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, itu meregang nyawa di lubang septic tank sedalam 2 meter dengan luas 1 x 1,5 meter persegi di Puri JIEP Permai Kavling O RT 16/RW 03, Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Senin (4/11).
 
Ledakan sumur penampungan tinja di rumah Agus Sholeh yang dihuni bersama istri dan dua anaknya itu tergambar jelas di tayangan kamera pengintai (CCTV) yang menyorot ke titik ledakan dari sudut garasi.
 
Cor-coran di atas septic tank rumah dua lantai yang baru direnovasi tiga tahun lalu itu seakan melahap tubuh Sabri hingga ke dalam lubang.
 
Tumpukan coran lantai menindih separuh badan korban dari pinggang sampai kaki. Sabri ikut terhempas ke dalam lubang.

"Soalnya, lantai tempatnya berdiri ada di atas septic tank yang meledak," kata Ketua RW 03 Kavling O Cakung, Ahmad Kana Firdaus (56).

Baca juga: Supir sedot WC tewas dalam insiden ledakan septic tank di Cakung
Saksi mata kejadian memperlihatkan jasad korban ledakan septic tank dalam tangkapan kamera ponsel, Selasa (5/11/2019). (ANTARA/HO-Polsek Cakung)
Ahmad menceritakan insiden nahas itu akibat ulah korban yang membakar koran dan memasukannya ke lubang septic tank untuk membuktikan bahwa cairan di dalamnya sudah habis disedot.
 
Di hadapan pemilik rumah, Sabri membakar koran dengan korek api lalu dimasukkan ke dalam lubang septic tank. Jika api yang membakar koran padam, maka masih terdapat cairan di lubang septic tank.
 
Pemilik rumah sempat menawarkan senter untuk mengecek cairan di dalam lubang. Namun Sabri menolak sebab terbiasa mengeceknya dengan bakaran kertas.
 
Setelah memastikan kertas koran tetap menyala di dasar lubang, Sabri pun yakin tugasnya selama satu jam menyedot cairan tinja sudah selesai.
 
Selang 2 menit kemudian, ledakan terjadi, persis saat pemilik rumah beranjak dari garasi untuk mengambil upah.
 
Ledakan itu membuat korban dan pemilik rumah terpental. Jika Sabri terperosok hingga ke dalam septic tank, pemilik rumah mendarat pada lantai di sisi lubang.
 
Sontak peristiwa itu membuat pemilik rumah panik dan mencari keberadaan Sabri. Rupanya Sabri tertimbun beton lantai di dalam lubang.

Baca juga: Saksi: Ledakan septic tank Cakung serupa bom
Puing cor-coran lantai yang menimpa korban ledakan septic tank di garasi rumah di RT16 RW03 Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur. (ANTARA/HO-Polsek Cakung)

 Masih Bernafas
Benturan keras di tempurung kepala kiri serta pendarahan di bagian hidung dan telinga menandai tewasnya Sabri. Kesaksian itu dikatakan Syafi'i, tetangga pemilik rumah yang ikut memberikan pertolongan di tempat kejadian.
 
Tidak kurang dari sepuluh warga setempat dikerahkan untuk mengangkat tubuh Sabri yang tertindih beton di dalam lubang septic tank.
 
Sekitar 15 menit berselang, material coran diangkat satu persatu secara manual oleh warga hingga tubuh korban terlihat.
 
Sabri pun berhasil dievakuasi keluar dari lubang dengan kondisi yang sudah tidak sadar. Berlumur kotoran dan sebagian wajahnya terdapat luka bakar.
 
Pertolongan awal dilakukan warga dengan menyemprotkan air ke tubuh korban. "Saat itu sepertinya dia masih bernafas saat tubuhnya kita bersihkan. Beberapa warga juga berusaha menyadarkan korban tapi tidak berhasil," katanya.
 
Warga pun sepakat untuk membawa Sabri ke Rumah Sakit Jayakarta yang berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi kejadian dengan menggunakan mobil warga setempat.
 
Namun dalam perjalanan, korban tidak menampakkan tanda-tanda pernafasan. Bahkan sesampainya di rumah sakit, tim medis menyatakan korban sudah meninggal.

Baca juga: Tangki septik mulai dipasang untuk warga Tanjung Duren Utara
Warga beramai-ramai mendatangi lokasi kejadian ledakan septic tank di garasi rumah di RT16 RW03 Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Senin (4/11/2019). (ANTARA/HO-Polsek Cakung)
Ikut Bergetar
Saksi mata lainnya, Ayub Sani (30), menyebutkan suara ledakan septic tank serupa dengan bom. Tempat tinggalnya yang berjarak dua bangunan rumah dari lokasi ledakan ikut bergetar.
 
"Saya lagi benerin motor, tiba-tiba, duaaaar...! Mirip suara bom. Tanah di rumah saya sampai bergetar sekitar 2 sampai 3 detik," katanya.
 
Ledakan itu membuat warga sekitar panik dan bergegas menuju ke sumber suara. "Awalnya saya kira suara ban mobil truk pecah. Gak taunya dari septic tank rumah sebelah," katanya.
 
Akibat kejadian itu, garasi pemilik rumah mengalami kerusakan pada bagian plafon, ubin yang hancur, hingga kaca rumah dan kaca mobil rusak terbentur lonraran puing.
 
"Mobilnya jenis Toyota Fortuner diparkir di sisi jalan depan rumah. Ada puing yang mental dan kena kaca. Garasinya juga rusak semua," katanya.
 
Kanit Reskrim Polsek Cakung AKP Tom Sirait masih menyelidiki peristiwa tersebut dengan memeriksa rekaman CCTV yang menangkap gambar kejadian.
 
Garis polisi telah dipasang di dalam garasi tempat ledakan terjadi. Namun Tom belum menetapkan siapa pihak yang harus bertanggung jawab pada kejadian itu.
 
"Kita baru periksa saksi-saksi di TKP, kita juga periksa rekaman CCTV-nya," ujarnya.
Ketua RW03 Jatinegara, Cakung, Ahmad Firdaus, memperlihatkan mobil sedot tinja yang dikendarai korban ledakan saat terparkir di lokasi kejadian, Senin (4/11/2019). (ANTARA/Andi Firdaus)
Penyebab
Penyelidikan polisi hingga kini belum sampai pada kesimpulan penyebab pasti insiden itu.

Tom menyatakan ledakan diduga kuat akibat gas yang mengendap selama puluhan tahun.
"Gas yang terendap puluhan tahun dalam septic tank kena api," ujar Tom.
 
Alasannya, di sekitar lokasi kejadian tidak terpasang jaringan pipa gas untuk kebutuhan rumah tangga. Selain itu, satu-satunya kesaksian mengarah pada bakaran kertas koran yang menjadi sumber munculnya api di dalam lubang septic tank.
 
Kepala Seksi Peran Serta Masyarakat dan Penataan Hukum Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur, Syafruddin
mengatakan lubang septic tank memang bisa menimbulkan ledakan apabila dibuat tanpa disertai sirkulasi udara.
 
"Kan septic tank dibuat harus ada lubang sirkulasi udara untuk keluar dan masuk. Kalau dibuat tanpa lubang itu, kemungkinan bisa meledak," ujarnya.
 
Lubang sirkulasi, terbuat dari pipa dengan bahan unplasticized polyvinylchloride (uPVC) yang dipasang ke atas atau menyamping setelah diintegrasikan dengan lubang septic tank.
 
Syafruddin mengungkapkan jika kotoran manusia atau hewan mengandung gas metana yang bila didiamkan tertimbun dalam waktu lama tanpa sirkulasi, bisa meledak dengan sendirinya.
 
Namun untuk membuktikan asumsi itu, pihaknya akan menugaskan
tim yang lebih berkompeten untuk meninjau ke lokasi.
 
Pengecekan ke lokasi kejadian diperlukan untuk mempelajari kasus ledakan septic tank yang baru kali pertama terjadi di wilayahnya.
 
"Saya kira ini baru pertama kali ya terjadi. Karena di dalam lubang itu kan isinya air. Kalau dimasukkan sumber api, saya rasa seharusnya api itu padam. Mungkin terjadi karena enggak ada sirkulasinya. Nanti akan kami cek," katanya.
 
Insiden ledakan septic tank yang menegaskan Sabri seakan menjadi peringatan bagi masyarakat akan pentingnya perawatan rutin kolam penampungan tinja rumah tangga yang terkadang luput dari perhatian penggunanya.
 
Syafruddin mengingatkan bahwa waktu penyedotan septic tank yang baik adalah satu hingga dua tahun sekali demi menjaga keamanan serta keberlangsungan manfaatnya.
Baca juga: Penggali "septic tank" temukan granat
Baca juga: Tiga Korban Tercebur Septic Tank Dimakamkan
Baca juga: Gali "Septic Tank" Temukan Dua Tengkorak

Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019