Manila, Filipina (ANTARA) - Tentara di Filipina Selatan menggagalkan apa yang militer katakan pada Rabu adalah upaya pemboman bunuh diri di satu daerah kota, yang paling akhir dalam serangkaian serangan.

Militer menuding kelompok yang bersekutu dengan IS sebagai pelaku upaya serangan itu. Tentara yang menjaga pos pemeriksaan di Pulau Jolo terlibat dalam baku-tembak singkat dengan tiga orang yang mengendarai sepeda motor pada Selasa malam (5/11). Para penyerang tewas dan rompi bom, senjata genggam, granat serta pemicu disita, kata militer.

Sasaran yang dimaksud adalah daerah Kota Jolo, Ibu Kota pulau itu, dan dua orang adalah warga negara Mesir, kata komando Angkatan Bersenjata regional di dalam satu pernyataan, demikian laporan Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Tentara Filipina: Serangan atas pangkalan sepertinya bom bunuh diri
Satu orang lagi adalah warga negara Filipina dan anggota Abu Sayyaf, satu kelompok yang telah berjanji setia kepada IS dan memiliki nama negatif karena melakukan perampokan dan penculikan warga asing.

Peristiwa tersebut akan menjadi upaya pemboman bunuh diri kelima di Filipina Selatan dalam 16 bulan belakangan ini. Serangan semacam itu sebelumnya tak terdengar kendati beberapa dasawarsa ada kerusuhan separatis dan pelanggaran hukum, yang telah memberi kebangkitan perasaan keagamaan.
Baca juga: Delapan orang tewas dalam dua ledakan di Jolo, Filipina

Itu menandai perubahan dalam perang Filipina untuk mengekang kelompok garis keras yang diilhami oleh IS.

Semua serangan bunuh diri tersebut terjadi di Semenanjung Sulu, kubu Abu Sayyaf, dan diklaim oleh IS.

Semua meliputi dua pemboman pada Januari yang menewaskan 21 orang, bom van di satu pos pemeriksaan pada Juli 2018 sehingga menewaskan 11 orang, serangan bunuh diri oleh dua pemuda sehingga menewaskan delapan orang pada Juni.

Sumber: Reuters
Baca juga: Militer: Sisa gerilyawan ISIS di Filipina rencanakan serangan
Baca juga: Duterte upayakan perpanjangan darurat militer di Filipina Selatan

Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019