Wellington (ANTARA) - Wisatawan asal Inggris diduga tewas tercekik oleh seorang pria yang dia temui dari aplikasi kencan Tinder, kata penuntut umum dalam persidangan yang berlangsung di Selandia Baru, Rabu.

Grace Millane (22) yang berpelesir ke Selandia Baru setelah menyelesaikan studinya dilaporkan hilang di Auckland pada 1 Desember tahun lalu.

Kepolisian menemukan jasad Milane pada 9 Desember di hutan kota yang berjarak beberapa meter dari Taman Nasional Waitakere Ranges, Auckland.

Terdakwa pembunuhan, seorang pria berusia 27 tahun, merupakan orang terakhir yang menemui Millane saat masih hidup pada 1 Desember.

Terdakwa dan korban bertemu melalui aplikasi pencari pasangan kencan, Tinder, kata jaksa sebagaimana didengarkan oleh para juri.

Rekaman kamera CCTV menunjukkan Milane dan pria itu sempat bersama sebelum akhirnya masuk ke apartemen terdakwa, kata Jaksa Robin McCoubrey ke majelis hakim Pengadilan Wilayah Auckland.

McCoubrey menjelaskan Millane tewas terbunuh di apartemen terdakwa akibat luka di sekitar lehernya. Memar juga terlihat dari jasad Millane, khususnya di wilayah dada dan lengan atas, ungkap jaksa di persidangan.

Terdakwa, yang namanya tidak diumumkan ke publik, menyatakan dirinya tidak bersalah atas dugaan pembunuhan itu.

"Hanya dua orang yang tahu kejadian di dalam ruangan itu," kata McCoubrey ke majelis hakim, sebagaimana dikutip dari New Zealand Herald.

"Satu dari mereka tidak dapat menceritakan peristiwa di dalam ruangan kepada kita, sementara satu lainnya tidak jujur menyampaikan kejadian yang sebenarnya," tambah dia.

McCoubrey mengatakan terdakwa memotret sejumlah bagian dari tubuh Millane pada 2 Desember.

Beberapa hari setelahnya, ia menempatkan jasad korban dalam koper dan membawanya ke Taman Nasional Waitakere Ranges dengan mobil sewaan. Di sana, terdakwa mengubur korban, demikian keterangan jaksa dalam persidangan.

McCoubrey lanjut menjelaskan bahwa terdakwa sempat mengaku ke polisi bahwa dia bertemu Millane untuk minum bersama sebelum akhirnya berpisah. Namun, terdakwa kemudian mengubah ceritanya, dan mengatakan dia bersama Millane berada di apartemen untuk melakukan hubungan intim yang "kasar".

Pengacara terdakwa, Ian Brookie mengatakan kematian Millane merupakan kecelakaan.

"Millane tewas akibat kegiatan yang telah disepakati dua pihak untuk dilakukan bersama," kata Brookie sebagaimana dikutip New Zealand Herald.

"Dalam hubungan itu, sesuatu yang salah terjadi, dan Millane akhirnya tewas," tambah dia.

Tewasnya Millane membuat rakyat Selandia Baru terkejut, karena di sana aksi kriminal cukup jarang terjadi. Bahkan, kota-kota dan pedesaan di Selandia Baru dianggap sebagai tempat yang aman.

Kematian Millane memicu perdebatan mengenai rekam jejak Selandia Baru mengatasi isu kekerasan terhadap perempuan.

Dalam peringatan kematian Millane di Selandia Baru, ribuan orang turun ke jalan memegang lilin sebagai tanda berduka. Perdana Menteri Jacinda Arden menahan tangis, sembari menyampaikan permintaan maaf mewakili rakyat Selandia baru ke keluarga Millane.

Orang tua Millane, David dan Gillian Millane, turut hadir dalam persidangan.

Rencananya, sidang kasus pembunuhan Millane akan berakhir pada lima minggu ke depan.

Sumber: Reuters

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2019